AI Berbahaya Jika tak Disikapi Bijak, Ini 3 Strategi Pengelolaannya Secara Islami Menurut UBN

1 month ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR—Fenomena kecerdasan buatan (AI) hari ini sejatinya mirip dengan tantangan para ilmuwan Muslim di masa lalu saat menghadapi gelombang renaisans filsafat Barat.

Hal ini disampaikan pendakwah Ustadz Bachtiar Nasir, dalam Studium Generale bertajuk “Melawan Fitnah Rasionalisme Ekstrem di Tengah Revolusi AI”, Senin (30/6/25). Kegiatan ini sekaligus menjadi penutup rangkaian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025.

“AI masa lalu kira-kira begitu, bedanya zaman dulu pikiran orang-orang hebat dituangkan dalam buku, sementara zaman sekarang dituangkan dalam bentuk visual,” ungkap UBN.

Menurut UBN, AI bisa menjadi alat yang luar biasa untuk mempercepat akses ilmu dan keterampilan. Namun, pada saat yang sama, AI juga menyimpan potensi bahaya besar jika tidak disikapi dengan bijak.

“AI bukan menggantikan pekerjaan manusia, tapi orang yang menguasai AI lah yang akan menggantikan manusia yang tidak menguasainya. Karena AI mendemokratisasi ilmu pengetahuan dan teknologi, siapa saja bisa menjadi hebat asal tahu cara menggunakannya,” jelas UBN.

Lebih lanjut, UBN menyoroti bahaya rasionalisme ekstrem, yaitu ketika manusia menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber kebenaran, mengesampingkan nilai-nilai spiritual, dan menyerahkan penilaian moral kepada mesin.

“Inilah krisis makna. Ketika algoritma mulai diberi wewenang untuk menilai benar-salah, manusia kehilangan otonomi moralnya,” ujar alumni Universitas Islam Madinah ini.

Sebagai solusi, UBN menawarkan tiga strategi utama dalam menyikapi AI secara Islami dan proporsional. Pertama, literasi teknologi, yaitu memahami cara kerja AI agar tidak terjebak pada mitos netralitas. Kedua, etika Islam, yaitu menilai penggunaan AI berdasarkan prinsip kemaslahatan dan nilai-nilai syariat.

Ketiga, integrasi iman dan akal, yaitu menjadikan AI sebagai alat, bukan sebagai “tuhan baru” dalam kehidupan manusia.

Studium Generale ini menjadi momentum strategis bagi STIQ Ar-Rahman dalam menyiapkan kader-kader dai Qurani yang tidak hanya kuat dalam ilmu keislaman, tetapi juga tangguh dalam menghadapi era digital.

Dengan semangat tadabur Alquran dan wawasan keilmuan yang luas, kampus ini berkomitmen melahirkan generasi pendakwah yang mampu menjembatani nilai-nilai wahyu dan teknologi demi kemaslahatan umat dan peradaban Islam yang berkelanjutan.

Acara yang diselenggarakan di Aula KHBN STIQ Ar-Rahman ini menghadirkan Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) sebagai narasumber.

Turut hadir dalam acara tersebut jajaran pimpinan kampus dan yayasan, antara lain Ketua Yayasan Pusat Peradaban Islam Buya Iswahyudi Mukhlis Lc MA, Ketua STIQ Ar-Rahman Dr Haris Renaldi M Pd, para ketua unit AQL Islamic Center, dosen, tenaga kependidikan, dan seluruh mahasiswa.

Dalam sambutannya, Dr Haris Renaldi menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam atas kehadiran KH Bachtiar Nasir untuk menyampaikan materi yang sangat relevan dengan tantangan zaman.

“Tema ini sangat penting, khususnya bagi para mahasiswa yang sebentar lagi akan kembali ke masyarakat. Mereka perlu dibekali dengan wawasan kritis dan spiritual untuk menghadapi derasnya arus perkembangan teknologi dan pemikiran kontemporer,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Pusat Peradaban Islam, Buya Iswahyudi menegaskan bahwa penguasaan teknologi, terutama AI, adalah sebuah keniscayaan yang harus dimiliki oleh generasi muda Muslim.

Dia mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga aktor yang mampu menentukan arah dan nilai dari perkembangan teknologi itu sendiri.

“Saya berharap kepada mahasiswa dan mahasiswi, jadikan ilmu yang diperoleh hari ini sebagai bekal yang sangat berharga untuk dikembangkan di masa depan. Seperti yang sering disampaikan gurunda kita bahwa ke depan yang dibutuhkan adalah dai-dai yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tapi juga menguasai teknologi,” tegas Buya Iswahyudi.

Read Entire Article