
Tindakan penipuan dilakukan agen travel perjalanan Traventour Cakrawala Indonesia. Penipuan tersebut dilakukan terhadap belasan calon peserta perjalanan ke sejumlah destinasi seperti Jepang dan Hong Kong.
Modus penipuan dilakukan dengan meminta para calon peserta perjalanan untuk membeli tiket secara mandiri ketika tanggal keberangkatan sudah sangat dekat. Padahal, para calon peserta sudah melakukan pembayaran secara penuh. Traventour beralasan sistem pembelian bermasalah sehingga tidak bisa membelikan tiket. Para calon peserta kemudian dijanjikan pengembalian uang dalam 14 hari kerja.
“Kami sudah bayar lunas sejak beberapa bulan sebelum keberangkatan. Namun, setiap ditanya tiket, selalu diundur. Kami bahkan juga tidak dibelikan tiket pulang," tutur salah satu korban.
Beberapa peserta, ada yang hanya diberikan tiket keberangkatan tanpa ada tiket kepulangan. Tiket kepulangan dijanjikan beberapa hari kemudian. Namun, setelah tiba di destinasi tujuan, dan menjelang kepulangan, tiket tidak kunjung diberikan.
Para peserta akhirnya terpaksa membeli tiket dengan biaya sendiri. Pemilik Traventour Nurul Kamariah menjanjikan pengembalian uang dalam 14 hari kerja. Namun, setelah empat bulan berselang, pembayaran belum juga dilakukan secara penuh.
"Penyebab keterlambatan ini adalah karena awal bulan kami masih dalam penyesuaian arus cashflow. Dana pembayaran dari beberapa customer via website juga belum cair," ujar Nurul.
Total kerugian yang dialami belasan peserta perjalanan berkisar ratusan juta rupiah. Kasus ini bukan pertama kalinya terjadi. Penipuan Traventour kerap dilakukan dengan modus serupa. Traventour, yang berkantor di Bogor, Jawa Barat, itu menjaring korban melalui Instagram. Travel perjalanan itu beberapa kali mengganti nama akun media sosialnya demi menghilangkan jejak penipuan yang sudah dilakukan sejak lama. (E-3)