
Terdapat 7 prinsip dasar HACCP yang wajib dipahami, terutama bagi orang-orang yang bekerja dalam bidang industri pangan. Semua perusahaan yang bergerak di industri pangan harus memastikan bahwa produk pangan yang dihasilkan terjamin keamanannya.
Untuk bisa menjamin keamanan produk pangan, maka diterapkan sistem HACCP. Sebelum mengetahui prinsipnya, ketahui lebih dulu penjelasan apa itu HACCP.
Penjelasan 7 Prinsip Dasar HACCP

Mengutip dari Konsep HACCP, Keamanan, Higiene, dan Sanitasi dalam Industri Pangan, Setiarto (2020:161), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem jaminan mutu yang mendasarkan kepada kesadaran atau perhatian bahwa bahaya akan timbul pada berbagai tahap produksi, tetapi pengendaliannya dapat dilakukan untuk mengontrol bahaya tersebut.
Ada prinsip-prinsip utama dalam sistem HACCP. Berikut ini penjelasan 7 prinsip dasar HACCP.
1. Analisis Bahaya
Prinsip pertama adalah analisis bahaya. Perusahaan harus melakukan pengenalan pada potensi bahaya yang bisa terjadi dalam proses atau produk tertentu. Identifikasi dilakukan pada semua tahap, mulai dari produksi hingga produk siap dikonsumsi.
Pada analisis bahaya, perusahaan harus memastikan semua bahan dan peralatan dalam proses produksi sudah aman dan terbebas dari bahan berbahaya.
2. Menentukan Titik Krisis
Prinsip selanjutnya adalah menentukan titik krisis. Perusahaan harus melakukan identifikasi di setiap tahapan dalam proses yang jika tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan risiko. Penentuan titik krisis bertujuan untuk membantu mengawasi proses produksi agar bahan pangan diolah dengan tepat dan tidak membahayakan konsumen.
3. Menetapkan Batas Krisis
Organisasi atau perusahaan juga harus menetapkan batas kritis atau tingkat toleransi yang tidak boleh dilanggar. Tujuannya adalah untuk memastikan titik kendali krisis tetap terkendali.
4. Menetapkan Prosedur Monitoring
Prinsip berikutnya adalah menetapkan prosedur monitoring. Perusahaan menyusun sistem pemantauan efektif untuk mengawasi titik kendali krisis.
Pemantauan tersebut dilakukan secara teratur agar batas krisis dapat terpenuhi. Monitoring dapat meliputi pengukuran pH, kelembapan, suhu, atau parameter lain.
5. Menetapkan Tindakan Koreksi
Tindakan koreksi bertujuan untuk memperbaiki hasil pemantauan. Proses ini merupakan salah satu bagian terpenting dalam perencanaan HACCP. Apabila ada penyimpangan, maka harus ada langkah yang diambil untuk mengembalikan proses ke tingkat kendali yang sesuai.
6. Menetapkan Prosedur Verifikasi
Perusahaan menetapkan prosedur verifikasi yang meliputi evaluasi dan pengujian berkala. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa sistem berfungsi dengan baik dan efektif.
7. Mengembangkan Sistem Dokumentasi
Perusahaan mengembangkan sistem dokumentasi yang meliputi catatan dan dokumen untuk membuktikan penerapan prinsip HACCP.
Baca juga: 6 Contoh Bahaya Biologis dalam HACCP untuk Keamanan Makanan
Sekian penjelasan tentang 7 prinsip dasar HACCP. Prinsip-prinsip tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa produk makanan tidak berbahaya bagi konsumen. (KRIS)