Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat berdasarkan data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) ada 369 perusahaan industri tembakau yang lapor akan membuat pabrik baru pada Semester I 2025.
Dalam rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Kemenperin Agustus 2025, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif membeberkan sebanyak 369 perusahaan industri tembakau tersebut menggelontorkan investasi Rp 2,45 triliun, dengan potensi penyerapan tenaga kerja mencapai 22.391 orang.
Secara keseluruhan pada periode ini ada 1.690 perusahaan yang melapor akan membuat pabrik, investasinya capai Rp 930,25 triliun. Kemudian tenaga kerja yang akan diserap mencapai 332.298 orang.
Meskipun serapan tenaga kerja sebanyak 332.298 orang tersebut masih berupa proyeksi potensi tenaga kerja yang terserap. Sebab pembangunan fasilitas produksinya masih dalam proses.
“Jumlah industri yang melaporkan kepada kami, sedang dalam tahap membangun fasilitas produksi. Untuk Semester I 2025, itu ada 1.690 industri yang melaporkan dengan nilai investasi totalnya Rp 930 triliun,” kata Febri dalam Konferensi Pers Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2025, Kamis (28/8).
Dalam kesempatan yang sama, Febri membeberkan industri pengolahan tembakau juga menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja pada Kuartal II 2025 yaitu sebanyak 16.326 orang.
Sebanyak 16.326 tenaga kerja tersebut diserap oleh 115 perusahaan yang fasilitas produksinya atau pabrik barunya mulai beroperasi pada Kuartal II 2025. Investasi dari pabrik-pabrik tersebut mencapai Rp 582,47 miliar, lalu investasi tanpa tanah dan bangunan Rp 520,31 miliar.
Secara keseluruhan Febri menjelaskan, ada sebanyak 1.784 perusahaan yang mulai berproduksi sepanjang Kuartal II 2025 dengan nilai investasi capai Rp 116,51 triliun dari 1.784 perusahaan dan 80.191 tenaga kerja yang terserap.
“Dia mulai produksi itu di Triwulan II 2025. Jumlah 1.784 perusahaan industri, Rp 89 triliun investasi tanpa tanah dan bangunan. Sedangkan total investasinya adalah Rp 116,51 triliun,” tutur Febri.