REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan pesat industri kreatif di Indonesia, khususnya di sektor seni visual, terus menunjukkan vitalitasnya melalui berbagai inisiatif inovatif. Menjawab antusiasme ini, Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) menyelenggarakan acara bertajuk POSCART, sebuah kolaborasi unik dengan Project 1945 Perfumery dan ASHTA (Asri Group).
Acara ini menjadi wadah bagi para ilustrator Indonesia untuk menampilkan karya-karya mereka yang merefleksikan pandangan, harapan, dan kisah tentang Indonesia dalam format kartu pos. POSCART dirancang khusus untuk memberi ruang bagi para seniman visual Indonesia agar dapat berekspresi secara bebas.
"Tujuannya yaitu memberikan ruang kepada ilustrator untuk bisa berekspresi dan bisa memamerkan karyanya itu," ujar Creative Director JICAF Yoga Pratama saat pembukaan POSCART pada Kamis (7/8/2025).
Menyambut perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-80, JICAF menghadirkan total 80 karya ilustrator terpilih, yang semuanya berasal dari Indonesia, menegaskan komitmen untuk memajukan talenta lokal. Kolaborasi ini juga merupakan perwujudan dari visi Project 1945.
Co-Founder Project 1945, Jeffrey, melihat acara ini sebagai platform penting. "Sebuah platform di mana jiwa kreatif Indonesia bisa mengekspresikan karya-karyanya tidak hanya cuma di Indonesia, tapi juga di pasar dunia," ujarnya.
Dia mengatakan Project 1945 memiliki visi untuk menciptakan produk yang mengisahkan cerita Indonesia—masa lalu, masa kini, dan masa depan—dengan harapan dapat memadukan budaya dan inovasi untuk menginspirasi koneksi yang melampaui batas global dan generasi. Melalui POSCART, mereka berupaya menciptakan jembatan antara seni visual dengan narasi keindonesiaan.
Salah satu seniman yang berpartisipasi, Nadya Noor, menceritakan inspirasi di balik karyanya. Karyanya terinspirasi dari sosok sang nenek, seorang perempuan dengan sifat yang memberdayakan (empowering). Dalam karyanya, Nadya menggunakan simbol bunga mawar dan tangkainya. "Dan mawar-mawar berduri ini sebagai simbolis bahwa perempuan itu bisa jadi cantik tapi bisa juga jadi tangguh dan defensif terhadap dirinya sendiri," kata dia.
Karyanya, yang memang cenderung membicarakan isu perempuan, menyuarakan pesan bahwa perempuan Indonesia adalah sosok yang kuat. "Karena kecenderunganku untuk membicarakan soal perempuan jadi pasti nggak jauh beda ingin lebih berteriak kalau perempuan Indonesia itu kuat-kuat dan juga nggak cengeng," ujarnya.
Dia menyampaikan pesan khusus untuk Gen Z melalui karyanya. "Jadi perempuan versi Gen Z itu mesti lebih tangguh lagi untuk menghadapi semua masalah yang dihadapi dan lebih kuat dalam menjalani hari-hari yang berat," kata dia.