Liputan6.com, Jakarta - YouTube diam-diam tengah menguji fitur baru yang memungkinkan kreator berkolaborasi langsung dalam satu unggahan video, mirip dengan sistem kolaborasi yang sudah lebih dulu digunakan di Instagram dan TikTok.
Fitur kolaborasi YouTube ini memungkinkan kreator menambahkan akun kreator lain ke dalam satu video, di mana nama mereka akan muncul bersamaan di tampilan kanal.
Dengan begitu, video bisa direkomendasikan ke audiens kedua pihak sekaligus, memberi potensi jangkauan yang lebih luas dan eksposur yang lebih besar.
Mengutip Engadget, Kamis (6/8/2025), uji coba awal ini masih terbatas untuk sebagian kecil kreator.
Namun, YouTube disebut tengah mempertimbangkan untuk meluncurkannya secara lebih luas jika masukkan dari pengguna awal dianggap positif.
Seorang karyawan Google mengungkapkan melalui laman YouTube Help, bahwa fitur ini memang dirancang untuk mendorong kolaborasi kreator dan memperluas visibilitas konten antar komunitas di platform.
Nama Kolaborator Muncul di Video, Bisa Langsung Diklik
Lindsey Gamble, seorang konsultan pemasaran influencer, membagikan tangkapan layar yang memperlihatkan bagaimana tampilan fitur kolaborasi baru ini di YouTube.
Dalam unggahan di Threads, terlihat bahwa nama kolaborator akan muncul di sebelah nama kreator utama dalam video yang diunggah.
Jika hanya ada satu kolaborator, namanya akan langsung tampil. Namun, jika kolaborator berjumlah lebih dari satu, sistem akan merangkum tampilannya menjadi tulisan seperti “...dan lainnya”. Ini dilakukan agar tampilan tetap ringkas, terutama di perangkat seluler.
Menariknya, pengguna bisa mengetuk bagian tersebut untuk membuka daftar lengkap nama kolaborator. Setiap nama juga disertai tombol Subscribe, memungkinkan penonton langsung mengikuti mereka hanya dalam satu klik.
Fitur ini dinilai sangat membantu kolaborasi yang bersifat promosi silang antar-kreator.
Sistem Undangan dan Persetujuan, Mirip TikTok dan Instagram
Mirip seperti di Instagram dan TikTok, YouTube disebut akan menerapkan sistem undangan dan persetujuan dua arah untuk fitur kolaborasi ini.
Artinya, kreator utama yang mengunggah video harus mengirimkan undangan terlebih dahulu kepada akun lain yang ingin diajak berkolaborasi. Kolaborator tersebut kemudian harus menyetujui undangan sebelum namanya tampil di video.
Langkah ini penting untuk mencegah penyalahgunaan, seperti memasukkan nama akun populer tanpa izin hanya demi mendongkrak jumlah penonton atau kredibilitas palsu.
Namun hingga kini, belum ada informasi pasti apakah kolaborator nantinya juga bisa mengakses data internal video, seperti jumlah penayangan, demografi penonton, atau performa video lainnya yang biasanya hanya dapat dilihat oleh pengunggah utama.
YouTube disebut masih mengumpulkan masukan dari kreator uji coba sebelum menetapkan fitur finalnya.
Masih Eksperimental, Tapi Potensinya Besar
Fitur kolaborasi ini masih berada dalam tahap pengujian terbatas dan hanya bisa diakses oleh sejumlah kreator terpilih.
YouTube menyatakan bahwa mereka akan terus memantau tanggapan dari para peserta uji coba sebelum memutuskan apakah fitur ini akan dirilis secara luas untuk semua kreator di platform.
Seperti fitur-fitur eksperimental lainnya, masukan dari pengguna awal akan memainkan peran penting dalam menyempurnakan fungsionalitas dan pengalaman pengguna.
Jika akhirnya diluncurkan secara resmi, fitur ini berpotensi besar dalam mengubah cara kreator membangun jaringan dan menjangkau audiens baru.
Di tengah persaingan sengit antarplatform seperti YouTube Shorts, TikTok, dan Instagram Reels, kemampuan untuk saling mendukung secara langsung lewat kolaborasi bisa menjadi keunggulan tersendiri.
Fitur ini memungkinkan kreator tidak hanya berbagi panggung, tetapi juga berbagi eksposur dan pertumbuhan.