REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tim mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar Tabligh Akbar Moderasi Beragama dan Wakaf 6.000 Alquran bersama masyarakat Desa Karangayu, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal beberapa waktu lalu.
Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Walisongo Semarang Moh. Masrur menyebutkan sebanyak 1.125 mahasiswa diterjunkan ke lima kecamatan di Kendal sejak 17 Juli hingga 28 Agustus 2025.
Ia mengapresiasi peran Wakil Bupati Kendal yang turut mendukung penuh program KKN yang dilaksanakan para mahasiswa UIN Walisongo Semarang.
"Selama KKN, guru para mahasiswa adalah masyarakat dan tokoh setempat. Inilah hakikat pengabdian," katanya.
Wakil Bupati Kendal Benny Karnadi yang hadir turut mengungkapkan kebanggaannya sebagai alumni Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang.
Ia juga menyampaikan rencana kerja sama dengan UIN Walisongo untuk menyelenggarakan KKN tematik di Kendal.
"Kami tahu, Kendal menghadapi persoalan kemiskinan dan stunting. Sebagai ketua penanganan stunting, saya berharap kolaborasi ini nantinya bisa membantu mengatasi persoalan tersebut," katanya.
Menurut dia, mahasiswa memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pembangunan daerah. Melalui program KKN, ia berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan di desa-desa.
"Semoga kegiatan ini membawa manfaat besar bagi masyarakat Kendal, khususnya Desa Karangayu, dan bagi para mahasiswa," katanya.
Sementara itu, Koordinator Desa KKN Moderasi Beragama Posko 41 Faldin Fahza Alfaizi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara, termasuk Kepala Desa Karangayu, Yayasan Al-Fatihah (alfatihah.com), dan Ekspedisi Quran.
"Acara ini terselenggara berkat kerja sama mahasiswa KKN Posko 41 dengan perangkat desa dan berbagai mitra. Semoga wakaf Al Quran ini bermanfaat untuk memperdalam pemahaman dan pengkajian ayat-ayat suci," katanya.
Kegiatan tersebut juga diisi mau’idhoh hasanah oleh Dr. H. Mukhamad Saekan Muchith selaku pengajar UIN Walisongo Semarang, sekaligus pakar moderasi beragama.
Ia menekankan bahwa moderasi beragama sejatinya adalah wujud dari ajaran "rahmatan lil alamin".
"Menjadi orang baik adalah inti dari moderasi. Orang baik adalah yang dirindukan oleh orang lain," katanya.
sumber : Antara