Jakarta, CNBC Indonesia- Aktivitas manufaktur Indonesia berhasil bangkit dari zona kontraksi setelah pada Agustus 2025 data PMI Manufaktur RI tercatat sebesar 51,5.
Kondisi ini juga tercermin pada kinerja sektor industri makanan dan minuman Indonesia. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman menyebutkan terdapat tren perbaikan industri dalam negeri baik dari data PMI Manufaktur maupun data Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang masih ekspansi di 53,55 pada bulan Agustus 2025.
Meski demikian, GAPMMI mewaspadai sejumlah data parameter tertentu seperti parameter produksi yang mengalami tren penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa permintaan sektor mamin yang sekunder dan tersier menurun karena masyarakat fokus untuk memenuhi kebutuhan mamin yang primer.
GAPMII menyebutkan tantangan daya beli ini yang berimbas pada anjloknya permintaan mamin sektor mamin utamanya sektor sekunder dan tersier membuat pelaku usaha harus putar otak mencari bahan baku yang lebih murah agar produk lebih terjangkau.
Seperti apa kondisi industri mamin saat ini di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat di 5,12%? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Senin, 08/09/2025)