Saat melaju di jalan tol, pernahkah kamu sadar akan deretan pohon rindang yang berjajar di sepanjang perjalanan? Bisa jadi itu adalah pohon trembesi, lho! Pohon-pohon ini ternyata memiliki fungsi krusial: menyerap karbon dioksida (CO₂) atau emisi gas rumah kaca, terutama di sepanjang jalan tol Jawa dan Sumatra.
Sebuah penelitian dari Guru Besar Kehutanan IPB, Dr. Ir. H. Endes N. Dahlan, menunjukkan fakta menakjubkan. Bahwa satu pohon trembesi rupanya mampu menyerap gas karbon (CO₂) sebesar 28,5 ton per tahun. Angka ini membuktikan bahwa kapasitas penyerapan karbon pohon trembesi luar biasa tinggi.
Mengenal Lebih Dekat Si Pohon Trembesi
Trembesi (Samanea saman), juga dikenal sebagai pohon hujan atau monkey-pod, adalah tanaman asli Amerika Tengah dan Selatan yang kini banyak tumbuh di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Pohon ini dapat mencapai tinggi 30 meter dengan kanopi lebar berbentuk payung, menjadikannya pilihan ideal untuk peneduh jalan. Kanopi lebarnya juga efektif meredam kebisingan.
Keunggulan lain dari trembesi adalah kemampuannya menyerap gas karbon (CO₂) yang tetap stabil di berbagai musim. Ini karena trembesi termasuk dalam kategori insensitive species. Selain itu, daun majemuknya yang berlekuk kecil (6 hingga 16 helai) berfungsi sebagai penyaring partikel polusi udara. Uniknya, daun trembesi mampu menutup di malam hari atau saat hujan (nyctinasty), sehingga dijuluki "pohon hujan."
Djarum Trees For Life: Kontribusi Nyata Melawan Perubahan Iklim
Melihat potensi besar trembesi dalam menyerap gas karbon (CO₂), Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui program Djarum Trees For Life (DTFL) aktif melaksanakan penanaman trembesi di Indonesia sejak 2010. Program ini bertujuan vital untuk mengurangi dampak perubahan iklim melalui penyerapan emisi karbon di berbagai jalur transportasi strategis.
Penanaman trembesi oleh DTFL telah mencakup area luas, dimulai dari jalur Pantura Jawa (Merak hingga Banyuwangi), lingkar Pulau Madura, Joglosemar, hingga ruas tol Trans Jawa dan Trans Sumatra. Komitmen Djarum Trees For Life tidak berhenti pada penanaman. Mereka juga melakukan perawatan intensif hingga tiga tahun setelah penanaman, meliputi pemupukan, penyiraman, dan pendangiran (penggemburan tanah), memastikan pohon-pohon trembesi dapat tumbuh dengan sempurna.
Djarum Trees For Life mengusung slogan penuh makna: “Jika bumi adalah Ibu, maka pohon adalah anak tercintanya.” Slogan ini mencerminkan filosofi mereka dalam memandang pepohonan. Yakni, dipupuk agar berkembang, dipelihara agar kuat dan bermanfaat, serta dilestarikan agar tegak bertahan dan terus menyebar kebaikan.
Mengutip dari situs web resmi mereka, djarumtreesforlife.org, Djarum Trees For Life telah menanam 203.641 pohon trembesi. Pohon-pohon itu membentang sepanjang 3.361 kilometer di jalur Jawa, Madura, Lombok, dan Sumatra.