
GAUNG menuju perhelatan The Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2025 pada 4–5 Oktober terus digemakan. Yang terbaru, rangkaian Road to TPJF kembali dihadirkan dengan program Interupsi Jazz.
Kali ini, acara spesial tersebut digelar di Stasiun KCIC Halim, Jakarta. TPJF menghadirkan penampilan istimewa dari band Sökhi pada Jumat (22/8), pukul 16.00 WIB.
Konsep Interupsi Jazz lahir sebagai upaya TPJF untuk membawa musik jazz lebih dekat ke masyarakat luas, menghadirkan kejutan musikal di ruang-ruang publik yang tidak biasa.
Kehadiran di KCIC Halim bukan hanya sekadar hiburan bagi para penumpang, tetapi juga wujud nyata misi TPJF untuk memperluas jangkauan apresiasi musik jazz di Indonesia.
Bobby Renaldi, Founder TP Jazz Management sekaligus General Manager The Papandayan, menyampaikan Program Interupsi Jazz ini adalah bagian dari semangat The Papandayan Bandung untuk menghadirkan musik jazz tidak hanya di panggung besar saja, namun juga dapat dinikmati pada ruang-ruang publik.
"Kami pun menginginkan hadirnya kenyamanan hati dan jiwa siapapun serta membawa pengalaman jazz lebih dekat, lebih inklusif, dan lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari pada lingkungan masyarakat," tambahnya.
Jazz modern
Band Sökhi, yang dikenal dengan warna musik segar dan eksplorasi jazz modernnya, berhasil mencuri perhatian para penumpang dengan repertoar khas penuh energi. Penampilan mereka menjadi bukti bahwa jazz dapat hidup dan dinikmati di berbagai ruang, termasuk di stasiun kereta cepat yang menjadi simbol kemajuan transportasi Indonesia.
Band Sökhi adalah sebuah proyek musikal yang terbentuk pada awal 2019. Kelompok ini digawangi Rolanda Sasongko (violin), Ereza Gandi (gitar), dan Batara Watson (gitar).
Sökhi menghadirkan musik yang unik dengan menggabungkan inspirasi lintas genre seperti Gypsy Jazz dan Ragtime, dibalut dengan lirik berbahasa Indonesia ala Adikarso dan Andarinyo. Dengan kombinasi ini, Sökhi menciptakan karakter musik yang segar, berakar pada tradisi, namun tetap kontemporer dan dekat dengan pendengar.
“Kehadiran band Sökhi di KCIC Halim merupakan sebagian dari upaya The Papandayan Jazz dalam mewujudkan rasa kebersamaan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk. Semangat Bhineka Tunggal Ika dan konsep menghadirkan musik jazz secara menyeluruh, melibatkan, dan mengikutsertakan semua orang dari berbagai latar belakang, kemampuan, atau status tanpa ada yang tertinggal, serta menghargai perbedaan yang ada di antara mereka dengan lebih cair. Menghadirkan musik bernuansa jazz di KCIC Halim adalah wujud nyata bagaimana musik dapat mempersatukan orang-orang, bahkan di ruang transit yang biasanya harus serba terburu-buru," papar Bobby Renaldi.
Acara Interupsi Jazz di KCIC Halim ini menandai rangkaian keempat dari Road to TPJF 2025 pada 4 dan 5 Oktober 2025 mendatang. Gelaran ini semakin memanaskan antusiasme menuju The Papandayan Jazz Fest ke-10, yang tahun ini mengusung tema “A Culture Resonance”.
TPJF 2025 akan menghadirkan lebih dari delapan panggung musik.
Tiket TPJF 2025 telah dapat dibeli melalui link berikut : https://goers.co/tpjf2025.
Dapatkan juga informasi lengkapnya di www.tpjazzfest.com ataupun Instagram @TPJazzFest.***