Teologi Sains, Transformasi Unida Gontor, dan Masa Depan Peradaban Islam

1 month ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Oleh : Prof Mohammad Muslih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Judul ini bukan sekadar gagasan akademik, tetapi sebuah kegelisahan intelektual sekaligus harapan spiritual, tentang bagaimana kita sebagai umat beragama dan masyarakat ilmiah dapat menemukan pola hubungan yang harmonis, pola hubungan yang cantik, antara agama dan sains.

Saya menyadari, sebagaimana disadari oleh banyak ilmuwan dan para agamawan, bahwa dikotomi antara keimanan dan rasionalitas, antara wahyu dan akal, antara ajaran agama dan kehidupan, bukanlah sesuatu yang harus dilanggengkan. Justru di situlah medan baru bagi kita untuk berpikir dan berinovasi secara teologis dan ilmiah.

Dimensi Baru bagi Sains

Selama ini, dalam paradigma ilmu modern, demi objektivitas dan demi memenuhi kriteria ilmiah, sains dianggap harus dijaga dari segala bentuk subjektivitas. Bahkan lebih dari itu, pandangan dominan menekankan bahwa sains seharusnya steril dari unsur tradisi, budaya, apalagi agama dan keimanan.

Di sisi lain, agama pun harus dijaga agar tidak "ternodai" oleh pendekatan saintifik atau apa-apa yang bersifat rasional, karena dikhawatirkan hal tersebut hanya akan mengikis makna transenden dari agama dan bahkan bisa-bisa menggoyahkan fondasi iman. Pola pikir ini nyatanya telah membuat sekat tebal antara wilayah sains dan agama, seolah keduanya berdiri di dua dunia yang tak mungkin disatukan.

Namun, pemahaman semacam itu kini mengalami rekonstruksi. Sains dan proses pengembangan ilmu, ternyata tidak sepenuhnya netral dan objektif, melainkan selalu berada dalam suatu konteks sosial, budaya, bahkan agama. Tradisi, nilai, dan keyakinan sering kali membentuk kerangka berpikir ilmiah, secara implisit maupun eksplisit.

Dalam konteks ini, agama dan ajaran keimanan justru dapat menjadi elemen integral dalam pembangunan struktur keilmuan, bukan sebagai lawan, tetapi sebagai fondasi nilai dan arah. Maka dari itu, setelah sebelumnya sains berkembang melalui dimensi logika, bahasa, sosiologi, antropologi, dan sejarah, kini muncul satu dimensi baru yang tak kalah penting, yaitu dimensi teologis. Inilah yang disebut sebagai teologi sains, sebagai sebuah dimensi baru pengembangan ilmu.

Lebih jauh, agama tidak hanya hadir sebagai bingkai nilai bagi sains, tetapi juga sebagai muharrik atau penggerak utama dari kerja-kerja ilmiah dan produktivitas manusia secara umum. Dalam pemahaman ini, agama menempatkan aktivitas ilmiah sebagai manifestasi dari iman; kerja keras, menjalani hidup benar, dan melakukan riset dan inovasi ilmiah menjadi bentuk nyata dari ekspresi keimanan.

Dengan demikian, iman bukanlah hambatan bagi ilmu, tetapi energi spiritual yang menyuburkan pencarian ilmiah dan membimbingnya agar tidak terlepas dari tujuan luhur kemanusiaan dan kehambaan kepada Allah swt.

Read Entire Article