
Taktik perjuangan yang dilaksanakan oleh para tokoh pergerakan nasional selama masa pendudukan Jepang adalah salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan dalam mata pelajaran sejarah. Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa untuk memiliki pemahaman yang baik terhadap materi ini.
Tujuannya adalah agar siswa bisa menjawab soal tersebut dengan baik. Bila perlu, bisa menjelaskannya kembali dengan bahasa yang mudah.
Taktik Perjuangan yang Dilaksanakan oleh Para Tokoh Pergerakan Nasional Selama Masa Pendudukan Jepang adalah Apa Saja?

Mengutip dari buku Prediksi Jitu UN SMP IPS 2015, Tantrina Dwi Aprianita dan Tim PandaMedia (2015:151), taktik perjuangan yang dilaksanakan oleh para tokoh pergerakan nasional selama masa pendudukan Jepang adalah kooperatif dan non-kooperatif.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua taktik tersebut.
1. Taktik Kooperatif
Taktik kooperatif merupakan strategi perjuangan para tokoh yang dilakukan dengan cara menjalin kerja sama dengan Jepang. Para tokoh memilih taktik ini disebut sebagai golongan nasional kanan.
Mereka menyadari bahwa melakukan kerja sama dengan pihak Jepang bisa menjadi jalan terbaik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meskipun sulit dan berisiko. Taktik kooperatif ini bersifat lunak atau moderat dengan pemerintah pendudukan Jepang.
Salah satu contoh perlawanan kooperatif yang dilakukan adalah dibentuknya Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Jadi, Putera merupakan hasil perundingan Jepang bersama tokoh pergerakan nasional Indonesia.
Bagi Jepang, Putera bertugas memusatkan segala potensi rakyat untuk membantu Jepang dalam perang. Sementara bagi Indonesia, Putrea dimanfaatkan untuk mencapai cita-cita bangsa, yakni mendapatkan kemerdekaan.
2. Taktik Non-Kooperatif
Taktik non-kooperatif artinya adalah perjuangan melalui cara dan tindakan yang bertentangan atau menolak bekerja sama dengan pihak Jepang. Salah satu contoh yang dilakukan adalah gerakan bawah tanah.
Gerakan bawah tanah dipilih karena kala itu, pemerintah Jepang sangat ketat terhadap siapa saja yang menentang kebijakan mereka. Oleh karena itu, untuk menghindari sikap represif Jepang, dilakukan perjuangan bawah tanah.
Baca Juga: Tokoh yang Mengusulkan Nama Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia
Dari penjelasan di atas, kini bisa disimpulkan bahwa taktik perjuangan yang dilaksanakan oleh para tokoh pergerakan nasional selama masa pendudukan Jepang adalah kooperatif dan non-kooperatif. (Anne)