Hari pernikahan selalu diharapkan menjadi momen sekali seumur hidup yang berlangsung sempurna. Baik dari lokasi, dekorasi, hingga tampilan pengantin, berbagai aspek ini merupakan poin penting dalam menciptakan hari yang indah dan tanpa cela.
Namun, tahukah kamu bahwa mayoritas perempuan Indonesia lebih berfokus pada tampilan makeup pengantin saat mempersiapkan pernikahan?
Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh Jakpat beberapa waktu lalu. Survei tersebut melibatkan total 907 responden asal Indonesia, dengan proporsi 52 persen laki-laki dan 48 persen perempuan. Dari total 907 responden, sebanyak 789 responden memiliki rencana untuk menikah.
Dalam laporan bertajuk Wedding Insights: How Indonesians Plan Their Big Day yang dirilis Agustus 2025, terungkap bahwa menurut 71 persen responden perempuan, makeup berada di urutan kedua dari tujuh hal prioritas dalam perencanaan pernikahan. Sebanyak 7 dari 10 perempuan mengaku memilih MUA atau makeup artist untuk hari bahagia mereka bersifat sangat penting.
Sementara itu, baju pengantin menduduki posisi keempat dalam daftar tujuh hal prioritas. Sebanyak 66 persen responden perempuan menyebut busana pengantin sebagai elemen penting bagi hari bahagia mereka.
Lalu, aspek apa yang menempati posisi pertama dan ketiga? Bagi calon pengantin perempuan, hal pertama yang harus diprioritaskan dalam perencanaan pernikahan adalah katering atau makanan tamu (77 persen). Kemudian, dokumentasi, berupa fotografi dan videografi, menempati posisi ketiga (67 persen).
Pernikahan impian orang Indonesia
Konsep pernikahan biasanya tidak dimulai dengan perencanaan, tetapi impian para calon pengantin. Baik Milenial maupun Gen Z memiliki visi dan harapan mereka tersendiri terkait pernikahan mereka. Impian ini pun tergambar lewat survei yang sama.
Menurut survei tersebut, ternyata Gen Z (23 persen) cenderung lebih ingin menggelar pernikahan yang berkonsep tradisional. Sementara itu, Milenial (15 persen) tertarik dengan konsep yang lebih modern. Namun, dua generasi itu sama-sama menginginkan prosesi yang lebih sederhana.
“Di antara Gen Z dan Milenial, tendensi untuk merayakan pernikahan menjadi lebih sederhana, tetapi budaya keluarga mendorong mereka untuk tetap merayakannya dengan cara yang lebih tradisional. Jadi, berbagai brand pernikahan seperti vendor, dekorasi, cincin nikah, dan lainnya bisa menekankan layanan atau produk yang bisa dikustomisasi, mengombinasikan konsep yang sederhana dan tradisional,” ucap Research Lead di Jakpat, Septiana Widi Sugiastuti, dalam keterangannya.
Kemudian, mayoritas responden tidak ingin mengundang terlalu banyak tamu di pernikahan mereka. 29 persen responden, baik Gen Z maupun Milenial, merasa bahwa jumlah tamu ideal hanya 51–100 orang. Bahkan, Milenial cenderung lebih memilih mengundang kurang dari 50 tamu di perayaan mereka.