
Pemprov Sumsel membuka peluang kerja sama strategis di bidang pertanian dengan Pemerintah Palestina melalui penawaran investasi pada lahan rawa lebak tengahan di dua kabupaten, yakni Ogan Ilir (OI) dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Kepala Dinas Pertanian Sumsel, Bambang Pramono, mengatakan lahan tersebut memiliki potensi tinggi jika didukung infrastruktur pertanian yang memadai. Saat ini, jenis lahan lebak tengahan umumnya tergenang selama enam bulan dalam setahun, namun bisa dioptimalkan melalui penerapan sistem polder.
“Lahan itu yang kita tawarkan kepada Pemerintah Palestina untuk investasi. Dengan sistem polder, lahan bisa dikelola secara produktif hingga 3 sampai 5 kali tanam per tahun,” ujar Bambang saat mendampingi kunjungan Menteri Pertanian Palestina ke Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kamis (10/7/2025).
Ia menjelaskan, sistem polder terdiri dari dua teknologi utama, yakni pembangunan tanggul sebagai pengendali banjir, serta infrastruktur tata kelola air seperti saluran drainase, pompanisasi, dan pintu air. Ketiga infrastruktur tersebut menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pertanian RI Bidang Investasi, Suwandi, menyampaikan bahwa nilai investasi dari pihak Palestina belum dapat dipastikan. Saat ini, proses penjajakan masih berlangsung termasuk identifikasi lokasi dan bentuk kemitraan yang memungkinkan.
“Apakah investasi nanti mencakup seluruh rantai dari hulu hingga hilir, atau dalam bentuk kerja sama kemitraan, masih kita bahas lebih lanjut,” katanya.

Di sisi lain, Menteri Pertanian Palestina, Rezq Basheer-Salimia menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan penilaian teknis atas kondisi lahan yang ditawarkan. Menurutnya, keputusan final terkait investasi akan dibuat dalam waktu 2–3 bulan ke depan setelah tim teknis melakukan analisis lebih lanjut.
“Kami perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap profil tanah, sumber air, hingga jenis tanaman yang cocok dikembangkan di sini,” ujarnya.