Bank Indonesia (BI) memastikan akan terus mencermati peluang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. BI telah menurunkan suku bunga acuan empat kali tahun ini, masing-masing sebesar 25 bps pada Januari, Mei, Juli, dan Agustus.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter (DKEM) BI, Juli Budi Winantya, menyatakan BI masih akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga acuan, terutama untuk bulan September depan.
“Terkait dengan (penurunan) BI rate, kita terus mencermati ruang penurunan BI rate lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,” jelas Juli dalam pelatihan wartawan bersama BI di Yogyakarta, Jumat (22/8).
Juli menuturkan bahwa kapasitas perekonomian nasional masih dapat didorong lebih jauh, mengingat output gap saat ini masih negatif. Adapun kebijakan penurunan suku bunga tetap dilakukan dengan hati-hati sembari mempertimbangkan beberapa aspek.
“(Pihak BI) tetap memperhatikan prakiraan inflasi yang tetap rendah dalam sasaran, kemudian (memerhatikan) juga stabilitas nilai tukar, tanpa menimbulkan gangguan terhadap inflasi dan nilai tukar,” jelas Juli.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 0,25 persen, menjadi 5 persen pada bulan Agustus 2025.
BI juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis point menjadi 4,25 persen dan lending facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, dikutip Jumat (22/8).
Perry menuturkan, keputusan suku bunga BI Rate ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen, terjaganya stabilitas rupiah dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian.