REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT — Sucor Asset Management bersama Yayasan Tunas Bakti Nusantara meresmikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) “Patuh Pacu” di Dusun Aik Mual, Sekotong Timur, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (7/8/2025). Nama “Patuh Pacu”, diambil dari bahasa Sasak yang berarti rajin dan penuh kedamaian, mencerminkan harapan akan hadirnya ruang belajar yang memberdayakan dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Peresmian dihadiri Direktur sekaligus Ketua Komite ESG Sucor Asset Management Fajrin Hermansyah, perwakilan Yayasan Tunas Bakti Nusantara Wahyu Andito, perangkat desa setempat, serta perwakilan Kepolisian Resor Lombok Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Petualangan Literasi di Ujung Negeri, sebagai wujud komitmen Sucor Asset Management mendorong pembangunan sosial berkelanjutan melalui pendekatan ESG (Environmental, Social, and Governance).
“Di Sucor Asset Management, kami percaya investasi tidak melulu soal angka, tetapi juga kontribusi jangka panjang terhadap masyarakat. Kami berharap Taman Bacaan Patuh Pacu menjadi ruang tumbuh bersama, tempat warga Aik Mual belajar, berdiskusi, dan berkembang,” ujar Fajrin Hermansyah.
Ia menegaskan, inisiatif ini sejalan dengan misi Sucor Asset Management memperluas dampak positif investasi melalui program sosial terukur. Literasi, kata dia, merupakan fondasi penting dalam menciptakan masyarakat mandiri dan berdaya saing, khususnya di wilayah dengan keterbatasan akses pendidikan.
“Ke depan, kami ingin Taman Bacaan Patuh Pacu tidak hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga katalis lahirnya ide-ide baru dari masyarakat lokal. Kami akan terus mendampingi agar fasilitas ini berkembang sesuai kebutuhan warga, sehingga manfaatnya berkelanjutan,” tambahnya.
TBM “Patuh Pacu” terbuka bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah setempat, juga untuk seluruh warga Dusun Aik Mual dan sekitarnya. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat kegiatan komunitas, tempat berkumpul, bertukar pikiran, mengembangkan potensi, serta memperluas akses informasi dan literasi.
Sekitar 400 orang diperkirakan akan menjadi penerima manfaat, termasuk 90 siswa MI dan MTs, serta ratusan warga dari berbagai latar belakang. TBM akan dikelola secara kolaboratif oleh masyarakat, sekolah, dan pemerintah desa agar keberlangsungannya terjaga.