Duta Besar (Dubes) RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, melepas delegasi Indonesia yang akan berlayar ke Gaza dalam agenda Global Sumud Flotilla, Jumat (5/9). Rencananya, kapal-kapal Indonesia bersama 43 negara lainnya akan bertolak dari Tunisia pada Minggu 7 September mendatang.
Acara pelepasan maupun pembacaan doa digelar sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Lokasinya berada di wisma kantor Kedubes RI untuk Tunisia. Adapun delegasi Indonesia untuk Global Sumud Flotilla dikoordinir oleh Indonesia Global Peace Convoy. Ada sekitar 33 relawan yang sudah dilatih beberapa hari terakhir di Tunisia untuk menaiki kapal.
"Malam ini, malam yang bagi kami penuh kebanggaan, karena di Wisma Duta Besar Republik Indonesia, yang kami sebut sebagai Rumah Indonesia, kedatangan para pejuang-pejuang yang akan menyuarakan kebenaran, yang akan menyuarakan keadilan, yang akan menyuarakan kemanusiaan," kata Zuhairi saat memberikan sambutan.
Ia menegaskan, perjuangan untuk Palestina bukan hanya persoalan politik, melainkan juga meneguhkan nilai kemanusiaan. Zuhairi menyebut keberangkatan Global Peace Convoy Indonesia memiliki legitimasi di mata hukum internasional.
“Maka hukum internasional dari PBB mengatakan bahwa Global Sumud Flotilla atau Global Peace Convoy Indonesia itu dibenarkan secara hukum internasional. Karena memang ini adalah momen kita untuk memperbaiki arah dari peradaban manusia,” jelasnya.
Zuhairi berharap bahwa para relawan yang berangkat akan kembali dengan selamat. Pihaknya pun sudah mempersiapkan hidangan khas Indonesia seperti telur balado, sayur, hingga ayam goreng.
Selain itu, dirinya juga mengajak para relawan untuk ikut membaca doa Hizib Bahr. Pembacaan doa dipimpin oleh Idris Ahmad Rifai, kandidat doktor tafsir di Tunis El Manar.
“Hizib Bahr itu artinya doa laut. Doa Hizib Bahr ini adalah konon doa yang dilafadzkan oleh Rasulullah kepada Imam Abul Hasan Asy-Syadzili dalam mimpinya,” kata dia.
Seusai pembacaan doa, suasana haru pun menyelimuti para relawan. Mereka saling berpelukan dan saling menguatkan. Segala risiko terburuk sudah diketahui para relawan.
"Perjuangan untuk Gaza, untuk Palestina ini adalah perjuangan yang akan meneguhkan kembali peradaban kemanusiaan. Bahwa kita manusia, bahwa kita punya hati nurani, bahwa kita bisa membedakan antara yang benar dan salah. Apa yang terjadi di Gaza itu adalah kesalahan. Apa yang terjadi di Tepi Barat itu adalah kesalahan. Karena itu sebuah kesalahan, kita tidak boleh diam, kita harus berjuang," pungkasnya.
#JagaIndonesiaLewatFakta kumparan mengajak masyarakat lebih kritis, berperan aktif, bijak, dan berpegang pada fakta dalam menghadapi isu bangsa, dari politik, ekonomi, hingga budaya. Dengan fakta, kita jaga Indonesia bersama.