Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhadjir Effendy, mengaku pihaknya merasa kehilangan atas wafatnya eks Stafsus era Presiden ke-7 Joko Widodo sekaligus ekonom, Arif Budimanta.
"Jadi saya merasa sangat kehilangan dengan dia. Saya kira bukan hanya saya, bukan hanya Muhammadiyah, tapi juga bangsa Indonesia," kata Muhadjir usai menghadiri pemakaman Arif di TPU Layur Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (6/9).
Muhadjir menuturkan, pemikiran-pemikiran Arif banyak mempengaruhi situasi politik dan juga ekonomi Indonesia.
"Sehingga sebetulnya pikiran-pikiran beliau juga telah banyak mempengaruhi sepak terjang di organisasi politik, terutama melalui PDI Perjuangan, terutama di dalam menerjemahkan ekonomi kerakyatan, ekonomi yang berbasis marhaenisme, seperti yang telah dicanangkan oleh ketua umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri,"ucapnya.
Lebih lanjut, Muhadjir menjelaskan bahwa saat dirinya masih menjabat sebagai Menko PMK di masa kepemimpinan Jokowi, ia banyak bekerja sama dengan Arif, terutama dalam program pengentasan kemiskinan.
"Dia adalah mastermind-nya untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem,"terang dia.
Muhadjir pun turut mendoakan agar segala kebaikan yang diperbuat Arif di dunia diterima oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Mudah-mudahan beliau insya Allah dengan amal kebaikannya yang luar biasa itu mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT. Semoga diterima seluruh amal kebaikannya, diampuni segala dosanya, dan insya Allah bersama-sama orang saleh,"pungkasnya.