Strategi Monash University Dorong Transformasi Pendidikan di Indonesia

Vice-Chancellor & President of Monash University Sharon Pickering (tengah), Pro Vice-Chancellor & President of Monash Indonesia Matthew Nicholson (kanan) dan Chief Operations Officer Monash Indonesia Tantia Dian, usai konfrensi press di jakarta. Foto: Nasywa Athifah/kumparan

Monash University menegaskan komitmennya mendukung pengembangan pendidikan Indonesia melalui kolaborasi lintas sektor, penguatan kapasitas guru, hingga inovasi teknologi pendidikan berbasis kecerdasan buatan.

Hal ini disampaikan langsung Wakil Rektor dan Presiden Monash University, Sharon Pickering, Wakil Rektor & Presiden Monash University Indonesia, Matthew Nicholson dan Chief Operations Officer Monash University Indonesia, Tantia Dian di Fairmont Hotel, Jakarta, Sabtu (19/7).

Sebagai satu-satunya universitas asing yang diberikan izin operasional penuh di Indonesia, Monash menjadikan kehadirannya di Jakarta sebagai langkah konkret mendukung prioritas nasional, mulai dari pemerataan pendidikan, kesehatan masyarakat, hingga transformasi digital.

Jalin Hubungan Erat dengan Pemerintah dan Sekolah

Vice-Chancellor & President of Monash University Sharon Pickering (tengah), Pro Vice-Chancellor & President of Monash Indonesia Matthew Nicholson (kanan) dan Chief Operations Officer Monash Indonesia Tantia Dian, saat konfrensi press di jakarta. Foto: Nasywa Athifah/kumparan

Wakil Rektor dan Presiden Monash University, Sharon Pickering menyebut, keberadaan fisik Monash di Indonesia sebagai jembatan penting dalam membangun komunikasi lintas sektor pendidikan.

“Itu memberi kami kesempatan untuk membangun hubungan, baik dengan kementerian pemerintah, juga dengan sekolah-sekolah dan semua bagian terkait dari otoritas pendidikan,” ungkap Pickering.

Menurutnya, hubungan ini memungkinkan Monash untuk memahami arah kebijakan pendidikan Indonesia bahkan sejak tahap awal perubahan, termasuk dalam hal kurikulum maupun transformasi sistem pengajaran.

Pickering pun menyoroti pentingnya pengembangan guru sebagai tulang punggung pendidikan berkualitas. Ia menyebut, di Indonesia terdapat 3,2 juta guru, yang menurutnya membutuhkan dukungan pelatihan berkelanjutan di bidang seperti AI, manajemen kelas, hingga kepemimpinan pendidikan.

“Kami ingin memastikan bahwa pengembangan profesional kami, pengalaman yang kami miliki di bidang seperti kecerdasan buatan (AI), manajemen kelas, konseling, dan bidang lainnya, termasuk pengembangan kepemimpinan, dapat diberikan kepada semua guru tersebut di semua konteks di mana mereka bekerja,” katanya.

Investasi Superkomputer AI dan Kolaborasi Global

Chief Operations Officer Monash University Indonesia Tantia Dian, usai wawancara eksklusif di Fairmont Hotel, Jakarta, Sabtu (19/7). Foto: Nasywa Athifah/kumparan

Dalam mendorong transformasi digital, Monash telah mengumumkan investasi sebesar 60 juta dolar Australia untuk pengembangan superkomputer kecerdasan buatan yang akan menjadi salah satu yang tercepat di Australia.

“Kami percaya pengembangan profesional guru sangat penting untuk penyebaran itu. Dan kami pikir keahlian Monash, baik dalam pendidikan guru dan pengembangan guru saat ini maupun guru masa depan, bersama dengan keahlian dalam AI, dapat digabungkan untuk meningkatkan kualitas,” jelas Pickering.

Wakil Rektor dan Presiden Monash University Indonesia, Matthew Nicholson menjelaskan, Monash secara aktif melibatkan industri dalam proses penyusunan kurikulum.

“Di Monash, ya, staf pengajar kami di Monash Indonesia semuanya 100% bergelar PhD dan mereka semua melakukan apa yang kami anggap sebagai pengajaran berbasis riset,” jelas Nicholson.

Ia menambahkan, mahasiswa Monash didorong untuk menyelesaikan studi dengan pengalaman langsung menangani kasus nyata di industri.

“Jadi sejak hari terakhir mereka mengikuti kelas, lulusan kami langsung dapat bekerja, dan dapat bekerja pada tingkat yang sangat tinggi. Dan itu hanya bisa terjadi jika Anda memiliki interaksi yang sengaja dan dipertimbangkan dengan industri,” tuturnya.

Monash University mengedepankan pengalaman internasional bagi mahasiswanya. Pickering menyebut pada musim panas ini, lebih dari 500 mahasiswa Australia akan dibawa ke Monash Indonesia untuk memperluas pengalaman lintas budaya.

“Ini adalah kesempatan bagi mahasiswa dari berbagai kampus Monash untuk berkumpul, membentuk persahabatan, membangun jaringan yang semoga bisa bertahan seumur hidup,” jelasnya.

Nicholson menambahkan, mobilitas ini berlaku dua arah. Mahasiswa Indonesia juga berkesempatan mengikuti program pertukaran ke Australia untuk mempertemukan mereka dengan para pakar di berbagai fakultas unggulan Monash.

Kolaborasi Bukan Kompetisi

Monash University Indonesia. Foto: Jemima Shalimar/kumparan

Saat ditanya mengenai dinamika antara universitas asing, negeri, dan swasta di Indonesia, Monash menegaskan tidak hadir untuk berkompetisi, melainkan berkolaborasi.

“Monash University di Indonesia hadir sebagai kolaborator terbesar bagi semua universitas di Indonesia, dan kami sangat berkomitmen pada hal ini di berbagai bidang,” ujar Pickering.

Nicholson menambahkan, “Kami memandang diri kami sebagai kolaborator utama. Kami tidak ingin ada persaingan antara universitas negeri dan swasta atau antara universitas negeri-swasta dan universitas internasional," jelasnya.

Di tengah maraknya adopsi teknologi, Monash tetap mengedepankan nilai kemanusiaan dalam pendidikan. Pickering menekankan pendekatan “AI for Good” yang dijalankan universitasnya.

“Kami menyebutnya sebagai penggunaan AI yang bertanggung jawab, dan AI untuk kebaikan. Begitulah cara Monash memandangnya,” katanya.

Dalam konteks Indonesia, kolaborasi Monash dan pemerintah juga meluas ke bidang kesehatan masyarakat, termasuk penggunaan AI untuk riset stunting dan penyakit menular seperti demam berdarah.

“Misalnya, Indonesia sangat fokus pada masalah stunting. Dan bagaimana kita mengatasi masalah ini? Kita harus memahami dengan baik data yang sangat besar yang kita miliki untuk memastikan bahwa intervensi yang dilakukan benar-benar berhasil,” ungkap Pickering.

“Mahasiswa kesehatan masyarakat kami akan diajar di sini oleh pengajar terbaik yang berbasis riset di dunia, yang didukung oleh kemampuan AI terkuat untuk diterapkan di dalam kelas,” lanjutnya.

Kampus Internasional dengan Jaringan Lokal

Sinergi Monash University, Indonesia dan LPDP membuka peluang Global Bagi Mahasiswa Indonesia. Foto: Dok. Monash University

Monash University telah meluluskan lebih dari 10 ribu mahasiswa Indonesia dari berbagai disiplin ilmu di Australia dan kini memperluas jaringan itu melalui kampus Indonesia.

“Mahasiswa Indonesia mulai datang kepada kami sejak sangat awal. Kami membuka pintu kami pada tahun 1961 dan mahasiswa Indonesia telah menjadi bagian inti dari Monash sejak kami mulai sebagai universitas,” ungkap Pickering.

Monash juga aktif membangun generasi akademisi masa depan dengan menyediakan beasiswa doktoral untuk dosen dari kampus-kampus swasta Indonesia.

Chief Operations Officer Monash University Indonesia, Tantia Dian, menyebutkan kampusnya kini dilengkapi MicroStudio, fasilitas mutakhir untuk memproduksi konten pembelajaran berkualitas tinggi.

“Jadi MicroStudio itu adalah studio khusus yang kita bangun di dalam universitas, di dalam kampusnya kita,” jelas Tantia.

“Yang memang high tech sekali untuk membangun lebih, apa kita sebutnya, materi pengajaran yang lebih mutakhir,” tambah dia.

Monash juga menjalankan program inovatif seperti Monash Innovation Guarantee, di mana mahasiswa lintas disiplin bekerja sama menyelesaikan tantangan industri nyata dan mempresentasikannya langsung di depan mitra profesional.

“Program ini sangat dirancang dengan cermat di mana mahasiswa berkumpul lintas disiplin ilmu dan harus mengembangkan solusi interdisipliner untuk masalah nyata yang dibawa oleh mitra industri kepada kami,” jelas Pickering.

“Mahasiswa juga dilatih dalam banyak hal penting seperti design thinking, kerja tim, strategi, eksekusi, dan sebagainya,” tambahnya.

Meski saat ini fokus pada program pascasarjana, Monash membuka peluang untuk menambah program sarjana di masa mendatang. Namun, ini semua masih harus dikoordinasikan dengan pihak pemerintah Indonesia.

“Saya pikir penting bagi Monash untuk selalu responsif terhadap kebutuhan Indonesia, dan kami akan selalu bekerja sama dengan pemerintah di sini mengenai apa yang menjadi kebutuhan Indonesia,” tutur Pickering.

“Monash University sangat bangga hadir di Indonesia. Kami menantikan semua kol...