
Sebanyak delapan anak di Gaza, yang sedang mengantre suplemen dan nutrisi, tewas akibat serangan Israel. Serangan itu menargetkan sebuah klinik di Gaza.
Keterangan badan pertahanan sipil di Gaza, mereka adalah bagian dari 66 korban jiwa serangan Israel di Gaza pada Kamis (10/7) kemarin.
Badan urusan anak PBB, UNICEF, membenarkan kabar tersebut. Mereka menyebut, salah satu korban jiwa adalah bocah setahun yang baru bisa sedikit berbicara. Sementara ibu bocah tersebut terluka.
“Tidak ada orang tua yang harus menghadapi tragedi semacam ini,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russel seperti dikutip dari AFP.
“Pembunuhan keluarga yang mencoba untuk mengakses bantuan kehidupan sama sekali tak bisa dibenarkan,” sambung dia.
Badan amal yang menjalankan klinik itu, Project Hope, menambahkan kejadian itu terjadi ketika mereka akan memberikan perawatan terhadap anak-anak yang sakit dan malnutrisi. Badan itu menyebut, serangan terjadi ketika klinik belum buka, tapi sudah ada antrean.
Project Hope menjelaskan, selain anak-anak dua orang ibu masuk dalam daftar korban jiwa.
“Ini adalah pelanggaran jelas terhadap hukum internasional,” ucap kepala Project Hope, Rabih Torbay.
Serangan itu terjadi kala Israel meningkatkan dan memperluas operasi militer di Gaza. Selama nyaris dua tahun, sebanyak 55 ribu orang — mayoritas anak-anak dan perempuan — tewas di Gaza akibat serangan Israel yang membabi buta.
Lokasi klinik, Deir el-Balah, dituduh Israel sebagai basis kelompok Hamas. Militer Israel kemudian menyebut mereka sedang menginvestigasi serangan di Deir el-Balah yang menewaskan sejumlah anak-anak.