
PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO) hari ini, Kamis (10/7). Sekaligus menjadi perusahaan ke-19 yang melantai di BEI sepanjang tahun 2025.
CHEK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor kesehatan seperti penyedia alat dan reagen diagnostik klinik, termasuk sistem untuk deteksi, diagnosis, dan monitoring berbagai penyakit.
Saat pencatatan perdananya, saham CHEK melesat 34,38 persen atau sebesar 44 poin yang secara otomatis langsung Auto Rejection Atas (ARA). Harga sahamnya bertengger pada level Rp 172 per lembar.
Auto Reject Atas (ARA) adalah batas maksimal kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan yang ditetapkan oleh BEI. Ketika harga saham menyentuh batas ARA, maka sistem bursa secara otomatis akan menolak (reject) semua permintaan beli dengan harga lebih tinggi dari batas tersebut.
Perusahaan ini menawarkan 815.000.000 lot saham atau sebanyak 20,04 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setiap saham, dengan harga awal Rp 128 per lembarnya.
Jumlah Penawaran Umum sebesar Rp 104.320.000.000 dan hingga saat ini Perseroan telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) pada penjatahan terpusat.
Perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 47.433.000 saham. Jumlah keseluruhan Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebanyak-banyaknya 862.433.000 saham biasa atas nama dengan nilai keseluruhan Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 110.391.424.000.
Direktur Utama CHEK, FX Yoshua Raintjung, mengatakan langkah strategis perseroan melantai di BEI merupakan wujud komitmen jangka panjang untuk memperkuat struktur pendanaan dan memperkuat tata kelola perusahaan.
“Saya optimistis dengan prospek Industri Kesehatan saat ini, Pasar alat kesehatan dan diagnostik molekuler di Indonesia tumbuh pesat pasca-COVID dan seiring tren personalisasi pengobatan. Pemerintah mendorong penggunaan produk lokal (TKDN) dan industri substitusi impor,” jelas Yoshua dalam pencatatan perdana saham di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (10/7).
Lebih lanjut, dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, seluruhnya bakal digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan antara lain untuk biaya-biaya terkait, pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya.
Adapun, PT Lotus Andalan Sekuritas bertugas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.