
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meminta Bulog menyerap lebih banyak beras tahun ini. Penugasan untuk Bulog yang sebelumnya 3 juta ton, ditambah jadi 4,5 juta.
Penambahan ini dilakukan karena produksi beras melampaui prediksi dan bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025, yang menargetkan Bulog menyerap 3 juta ton gabah atau beras dari petani dalam negeri hingga akhir tahun 2025.
Namun hanya dalam 6 bulan, target tersebut sudah hampir tercapai. Amran mencatat sepanjang Januari-Juni 2025, serapan beras oleh Bulog mencapai 2,6 juta ton atau melonjak lebih 428 persen dibandingkan 5 tahun terakhir.
Dengan posisi stok awal beras tahun ini berada di 1,7 juta ton, maka stok beras di gudang Bulog secara nasional saat ini sudah mencapai lebih dari 4,2 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah. Dengan begitu, Amran meminta dukungan Komisi IV DPR terkait perubahan Inpres.
"Kami ingin masukkan, mungkin ada perubahan Inpres. Kami butuh dukungan karena target kita hanya 3 juta ton, karena di luar prediksi target kita serapan beras tahun ini 3 juta ton. Padahal posisi sudah hampir 2,7 juta ton, berarti tinggal 300 ribu ton," kata Amran saat Rapat Kerja Komisi IV DPR, Rabu (2/7).
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Amran menyebutkan prediksi luas panen pada Juli-Agustus 2025 meningkat masing-masing 33 persen dan 3 persen dibanding tahun lalu, dengan produksi beras hingga Agustus 2025 mencapai 24,97 juta ton.
"Produksi ini merupakan capaian tertinggi selama ini, bahkan Menteri Keuangan menyampaikan produksi beras Indonesia terproduktif di ASEAN," ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, Amran mengungkapkan kapasitas gudang Bulog sudah hampir penuh padahal sudah menyewa gudang swasta, sebab Bulog juga masih ada penugasan penyerapan komoditas pangan lain seperti jagung.
"Kita sudah sewa gudang 1,2 juta ton hari ini, dan hampir full karena kita juga menyerap jagung. Jadi kapasitas gudang sekarang sudah 4 juta ton lebih, sebenarnya yang standar hanya 3 juta ton kapasitas gudang Bulog," jelas Amran.
Produksi jagung, kata Amran, baru terserap oleh Bulog sebanyak 60 ribu ton dari target 1 juta ton. Padahal, Prabowo baru saja memberikan dukungan penuh dengan menggelontorkan anggaran pembelian jagung dan beras
Amran mengungkapkan, kondisi penuhnya gudang ini membuat Bulog berpotensi tidak bisa menyerap beras lagi dalam 1 bulan ke depan meskipun memasuki musim panen kedua. Dengan begitu, dia meminta agar ada perubahan Inpres penugasan Bulog serta penambahan kapasitas gudang.
"Kami butuh dukungan, mungkin apakah nanti masukkan kesimpulan. Kita harus ubah Inpres lagi untuk tambahan dalam Inpres kalau usul kami 4,5 juta ton," tegasnya.