
Pusat gadai menjadi salah satu opsi bagi masyarakat untuk memperoleh dana secara cepat dengan menjaminkan barang berharga. Hal ini pun membuat bisnis gadai kian menjamur di Indonesia. Informasi ini menjadi salah satu berita populer di kumparanBISNIS, Sabtu (12/7).
Selain itu, berita paling banyak dibaca lainnya adalah mengenai strategi pengusaha untuk melakukan ekspor ke Amerika Serikat (AS) agar tidak kena tarif tinggi.
kumparan mencoba menggadaikan barang di gerai-gerai gadai milik swasta dan pemerintah di daerah Bekasi, Rabu (2/7). Kami mencoba menggadaikan handphone Oppo A5 2020 tanpa kelengkapan kardus dan kabel pengisi daya, di antaranya di Pusat Gadai Indonesia, Raja Gadai, dan Pegadaian.
Pusat Gadai Indonesia (PGI)
Gerai pertama yang kami coba sambangi adalah Pusat Gadai Indonesia (PGI) cabang Karangsatria. Saat itu keadaan gerai sedang lengang, petugas langsung menyapa saat kami baru datang.
Ada lima orang yang menjaga gerai cabang ini, ada satu laki-laki dan empat perempuan usia muda. Empat petugas mengenakan seragam biru dan satu orang penaksir nilai barang yang mengecek keadaan barang menggunakan seragam putih.
Petugas juga bertanya apakah kamu sudah pernah gadai sebelumnya. Tangan mereka terampil memeriksa barang yang hendak kami gadai.

Tidak sampai satu menit, petugas langsung bisa menaksir nilai dari handphone yakni senilai Rp 400 ribu. Petugas lalu menyebut biaya administrasi sebesar Rp 20 ribu, biaya asuransi Rp 10 ribu, dan bunga pinjaman bulan pertama atau biaya jasa di muka sebesar 10 persen. Alhasil, uang yang diterima dengan handphone tersebut bakal terpotong jadi Rp 330 ribu.
Petugas menentukan taksiran harga berdasarkan kondisi barang yang digadaikan. Jika handphone yang kami bawa memiliki kelengkapan kardus, taksirannya bisa naik jadi Rp 500 ribu. Namun, uang yang diterima cuma sebesar Rp 420 ribu lantaran dipotong biaya lain-lain.
Gadai Top
Setelah mencoba menggadaikan barang di PGI Karangsatria, kami mencoba menggadaikan barang yang sama ke Gadai Top cabang Karangsatria yang terletak di seberang jalan. Jaraknya cuma 50 meter atau setara jalan kaki selama satu menit dari gerai sebelumnya.
Di sana ada tiga orang petugas yang menjaga gerai. Dua orang sebagai kasir dan penaksir, sedangkan yang satu mengurus administrasi. Semuanya perempuan usia muda.
Sama dengan di PGI, pengamanan di Gadai Top juga menggunakan teralis, bedanya dibalut dengan plastik mika tebal berbahan PVC. Gadai Top cabang Setia Mekar dan Agus Salim juga melakukan pengamanan yang sama.
Langkah pertama kurang lebih sama, petugas akan menanyakan keperluan, dilanjutkan dengan proses penaksiran nilai barang. Petugas tidak ragu untuk menjelaskan mekanisme gadai ke nasabah yang belum pernah menggadaikan barang.
Petugas lalu menentukan taksiran nilai handphone yang kami bawa. Namun, Gadai Top justru menilai handphone kami sudah tidak memenuhi syarat gadai karena termasuk keluaran lama dan kondisi fisik yang kurang baik.
Bunga yang dikenakan tergantung waktu pinjaman. Pinjaman 0 sampai 15 hari dikenakan bunga sebesar 5 persen, sedangkan 16 sampai 30 hari bunganya 10 persen.
Pegadaian
kumparan mencoba ke Pegadaian cabang Vila Mutiara Gading yang jaraknya 800 meter dari cabang sebelumnya. Sama, kami disambut oleh satpam yang berjaga di depan gerai.
Di cabang ini, brankas barang elektronik juga sedang penuh. Petugas bilang biasanya ini terjadi karena banyak nasabah gadai elektronik yang memperpanjang pinjaman.

Misalnya, kamu menggadaikan emas perhiasan 23 karat berupa anting seberat 1 gram, emas tersebut ditaksir seharga Rp 785 ribu. Dengan potongan bunga 1,2 persen per 15 hari dan biaya administrasi, maka pinjaman yang akan diterima dikurang biaya sewa (bunga) di muka sebesar Rp 8.640 dan biaya administrasi Rp 10.000, atau Rp 766.360 maksimal Rp 770.000.
Untuk transaksi regular emas dan barang non-emas, jangka waktu minimal pinjaman 120 hari.
Kadin Lirik Skema Re-Ekspor via Timor Leste untuk Tembus Pasar AS
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membuka peluang kerja sama strategis dengan Timor Leste untuk memanfaatkan tarif ekspor rendah ke Amerika Serikat (AS), yang hanya sekitar 10 persen. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif untuk Indonesia sebesar 32 persen.

Salah satu skema yang dibahas adalah re-ekspor, yakni pengiriman barang dari Indonesia melalui Timor Leste untuk masuk ke pasar AS dengan tarif lebih kompetitif.
Inisiatif ini mengemuka dalam Monthly Economic Diplomacy Meeting yang digelar Kadin Bidang Luar Negeri di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (11/7). Forum tersebut dihadiri oleh para pengusaha, pejabat tinggi Timor Leste, serta tokoh ekonomi nasional.
Wakil Ketua Umum Bidang Diplomasi Multilateral Kadin, Andi Anzar Cakra Wijaya, menekankan urgensi memanfaatkan relasi historis dan geografis kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi.
“Kita banyak belajar menjadi saudara (bersama Timor Leste) selama puluhan tahun kemarin dan hari ini kita mendapatkan kesempatan dengan apa yang tadi disampaikan, bahwa tarif Trump yang diterapkan di seluruh dunia ini ya tentunya bisa kita saling manfaatkan jadi peluang. Itulah yang kita sedang jajaki bersama dengan Timor Leste,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (12/7).