SEJUMLAH demonstran yang mengikut aksi "Revolusi Rakyat Indonesia" masih bertahan di kawasan sekitar Gedung MPR/DPR/DPD hingga Senin malam, 25 Agustus 2025. Hingga pukul 21.00 WIB, puluhan massa aksi yang mengenakan seragam sekolah putih abu-abu masih terlihat di kawasan kolong jembatan layang atau flyover Pejompongan, Jakarta, sekitar 800 meter dari gerbang utama Kompleks Parlemen.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Para pelajar bertahan di depan Menara BNI 46 yang ada di kawasan tersebut. Sementara sebagian lainnya berada di tengah rel kereta yang ada di seberang Menara BNI 46.
Pada sekitar pukul 21.15 WIB, aparat keamanan dari Kepolisian Republik Indonesia atau Polri pun berupaya membubarkan mereka dengan tembakkan gas air mata. Sebagian demonstran melarikan diri ke arah permukiman warga yang berada di pinggir rel kereta.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata ke area permukiman. Setidaknya tiga selongsong gas air mata ditembakkan ke kawasan rumah warga. Warga Pejompongan pun memprotes. "Jangan ditembak ke sini pak, ini warga," kata salah seorang dari mereka.
Nopan (28), salah satu warga Pejompongan, sedang berjaga di depan rumahnya saat keributan terjadi. "Gas air matanya ditembak ke sini juga, soalnya pendemo lari ke sini," kata dia.
Nopan berujar dirinya dan beberapa warga lain masih bersiaga untuk memantau jalannya demonstrasi. "Kami koordinasi juga sama RW untuk jaga keamanan," ucap Nopan.
Polisi pun meminta agar demonstran segera membubarkan diri. "Tolong yang bukan warga segera pulang," kata seorang polisi yang menggunakan pengeras suara.
Demonstran sempat melempar batu dan petasan ke arah polisi. Polisi lalu merangsek ke arah pendemo dengan barikade bertameng. Tak lama kemudian, massa aksi pun mundur ke arah barat dari Jalan Pejompongan Raya.
Polisi kemudian meninggalkan lokasi. Bentrok antara pendemo dengan polisi di kolong flyover Pejompongan terjadi hingga sekitar pukul 21.35 WIB.
Seruan aksi demonstrasi 25 Agustus viral di media sosial. Aksi dipelopori oleh gerakan yang mengatasnamakan diri "Revolusi Rakyat Indonesia". Mereka mengajak elemen masyarakat, buruh, petani, dan mahasiswa turun ke jalan. Ajakan itu disebarkan secara anonim.
Dalam narasinya, mereka menuntut pengusutan kasus dugaan korupsi keluarga mantan presiden Joko Widodo hingga pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. "Mari desak DPR untuk menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai kontrol pemerintah," begitu bunyi pesan tersebut seperti diterima Tempo pada Minggu, 24 Agustus 2025.