SEBAGAI moda transportasi massal, kereta api digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat, sehingga penting bagi penyedia layanan untuk menjamin setiap pelanggan merasakan pengalaman perjalanan yang setara tanpa terkecuali.
Oleh karena itulah, KAI Daop 4 Semarang, Jawa Tengah, terus berkomitmen untuk menghadirkan layanan transportasi publik untuk semua kalangan (inklusif) yang aman, dan nyaman.
Meski demikian, khusus untuk gerbang/ruang bagi perokok, pihaknya tidak akan mewujudkan dengan alasan berpotensi mengurangi kenyamanan dan bahkan membahayakan kesehatan penumpang lain, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil serta penyandang penyakit pernapasan.
"Inklusivitas merupakan pilar utama dalam penyelenggaraan transportasi publik modern. Transportasi bukan sekadar sarana mobilitas, tetapi juga ruang sosial yang harus ramah terhadap keberagaman. Karena itu, setiap kebijakan dan layanan yang diberikan diarahkan untuk mengakomodasi kebutuhan seluruh pelanggan," ujar Manajer Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, melalui keterangan resmi, Senin (25/8).
Franoto menyebut transportasi publik adalah ruang bersama yang perlu menghadirkan kenyamanan bagi semua orang. KAI Daop 4 Semarang berkomitmen menciptakan lingkungan perjalanan yang ramah bagi setiap kalangan, mulai dari anak-anak hingga lansia, termasuk kelompok rentan dan disabilitas.
Untuk mewujudkan hal tersebut, KAI menghadirkan berbagai fasilitas yang ramah inklusi. Fasilitas tersebut antara lain ruang laktasi bagi ibu menyusui, mushola di berbagai stasiun, toilet ramah difabel serta fasilitas ruang tunggu khusus bagi pelanggan prioritas seperti lansia, ibu hamil, dan lainnya.
"Selain itu, KAI Daop 4 juga menyediakan fasilitas khusus bagi pelanggan disabilitas, sehingga mereka dapat melakukan perjalanan dengan lebih mudah dan mandiri," jelas Franoto.
KAWASAN BEBAS ROKOK
Menurut Franoto kebijakan kawasan bebas rokok di seluruh kereta api merupakan salah satu bentuk nyata penerapan prinsip. Oleh karena itu, KAI Daop 4 menegaskan komitmennya untuk menjaga agar ruang perjalanan tetap sehat, bersih, dan ramah bagi semua orang.
"Lebih dari sekadar aturan, kebijakan bebas rokok juga mencerminkan upaya KAI dalam melindungi hak setiap individu untuk menikmati perjalanan dengan aman. Dengan menerapkan kawasan bebas asap rokok, KAI tidak hanya menjaga kenyamanan pelanggan, tetapi juga ikut mendukung agenda kesehatan publik nasional maupun global. Hal ini sejalan dengan rekomendasi berbagai lembaga kesehatan internasional yang menekankan pentingnya ruang publik bebas asap demi menjamin kualitas hidup masyarakat," paparnya.
Lanjut Franoto KAI juga terus memperkuat layanan digital. Aplikasi KAI Access hadir dengan fitur yang memudahkan pelanggan melakukan pemesanan tiket, perubahan jadwal, hingga akses informasi perjalanan. Pengembangan digitalisasi ini merupakan bentuk inklusivitas di era modern, yang menjamin kemudahan akses layanan bagi seluruh kalangan.
"Pentingnya inklusifitas dalam transportasi umum juga tercermin dalam komitmen global. Prinsip aksesibilitas dan keadilan dalam mobilitas menjadi bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs) poin 10 tentang pengurangan ketimpangan serta poin 11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan," urai Franoto.
Pihaknya juga percaya bahwa inklusifitas bukan hanya kewajiban moral, melainkan juga standar internasional yang perlu diterapkan. Dengan menyesuaikan layanan pada regulasi nasional sekaligus kebijakan global, KAI ingin menjadikan kereta api sebagai moda transportasi yang semakin ramah, setara, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.
Lanjut Franoto dengan konsistensi menghadirkan layanan inklusif, KAI berharap kereta api tetap menjadi moda transportasi pilihan utama masyarakat. Kereta api bukan hanya sarana untuk mencapai tujuan perjalanan, tetapi juga simbol keterhubungan dan kebersamaan antarindividu dari latar belakang yang berbeda.
"KAI Daop 4 mengajak seluruh pelanggan untuk bersama-sama menjaga kenyamanan dan ketertiban selama perjalanan. Dengan saling menghargai dan mematuhi aturan, kita dapat mewujudkan transportasi publik yang benar-benar inklusif, sehat, dan menyenangkan bagi semua,” pungkasnya. (E-2)