Polda Sumsel Sebut Belum Ada Laporan Terkait Penembakan Nelayan di Banyuasin

Suasana saat terjadi penembakan di perairan Birik, wilayah Sungai Sembilang, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin. Foto : Istimewa

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya mengaku hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan dari pihak keluarga korban terkait insiden penembakan nelayan di perairan laut Tanjung Birik, Kabupaten Banyuasin, Sumsel yakni Yogi Pratama (26), warga Desa Sungsang I.

"Sampai saat ini belum ada laporannya di Polda Sumsel terkait kejadian tersebut (penembakan nelayan),"kata dia, Senin (14/7/2025).

Sebelumnya Keluarga dari nelayan yang mengalami penembakan nelayan di perairan laut Tanjung Birik, Kabupaten Banyuasin, Sumsel yakni Yogi Pratama (26), warga Desa Sungsang I, mengaku telah membuat laporan di SPKT Polda Sumsel.

"Ayah (dari nelayan) telah membuat laporan di SPKT Polda Sumsel. Semoga kasus ini segera ditindak lanjuti karena kasus ini merupakan kasus kriminal,"kata bibi korban, Ita Rosita saat ditemui di Rumah Sakit Ar Rasyid Palembang, Minggu (13/7/2025)

Rosita menyebutkan keponakannya itu mengalami luka tembak di leher saat melaut di perairan Tanjung Birik, Banyuasin, Sabtu (12/7/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. Ia ditembak oleh orang tak dikenal dari atas perahu karet setelah sebuah kapal besar memutar arah dan mengejar kapal nelayan.

Bahkan korban sempat mengalami masa kritis usai tertembak. Yogi terombang-ambing di laut selama hampir delapan jam sebelum akhirnya dievakuasi ke daratan dan dibawa ke klinik di Sungsang. Setelah dirujuk ke Palembang, ia langsung mendapatkan tindakan medis.

"Alhamdulillah, setelah operasi pengangkatan peluru, kondisi Yogi sudah mulai membaik dan mulai sadar. Tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB kami sampai di RS Ar-Rasyid setelah melalui proses panjang dari laut ke darat," tuturnya.

Pihak keluarga berharap aparat penegak hukum segera turun tangan dan mengungkap siapa pelaku di balik penembakan tersebut. Mereka menegaskan bahwa para nelayan Sungsang hanya ingin mencari nafkah dan tidak pernah melakukan aktivitas ilegal.

“Kalau laut saja tidak lagi aman, bagaimana nasib para nelayan kami? Kami mohon keadilan ditegakkan,” ujar Ita penuh harap.