
Toyota menunda rencana peluncuran dua model mobil listrik (EV) terbarunya di Amerika Serikat (AS), serta mengalihkan lokasi produksinya ke satu pabrik saja di Georgetown, Kentucky. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk merespons kondisi pasar yang belum terlalu ramah terhadap kendaraan listrik.
Berdasarkan laporan dari Car Buzz, awalnya Toyota berencana meluncurkan dua EV baru yang diproduksi secara lokal, satu model tiga baris di Kentucky dan satu lagi di Indiana. Namun, laporan terbaru dari Bloomberg menyebutkan bahwa seluruh proses produksi kini akan dipusatkan di pabrik Kentucky, seiring dengan penundaan jadwal peluncuran kedua model tersebut.
Model SUV tiga baris yang awalnya dijadwalkan meluncur awal 2026 kini diundur hingga akhir 2026. Sementara model kedua yang semula direncanakan hadir pada awal 2027, baru akan diluncurkan sekitar tahun 2028.

Toyota sebelumnya telah menganggarkan investasi sebesar 2,1 miliar USD atau sekitar Rp 34,4 triliun guna memperkuat fasilitas produksi di Georgetown. Namun penyesuaian rencana ini membuat Toyota memfokuskan produksi di Kentucky guna mengakomodasi kebutuhan pasar yang lebih besar terhadap model lain.
Penundaan ini bukan tanpa alasan. Di tengah lesunya pasar EV global, penjualan Toyota bZ4X alias bZ hanya mencatatkan 18.570 unit sepanjang 2024 di AS. Sebagai perbandingan, angka itu setara dengan hanya sekitar satu setengah minggu penjualan Toyota RAV4.
Sementara itu, model elektrifikasi Toyota lainnya seperti hybrid justru menunjukkan performa impresif. Sepanjang 2024, Toyota berhasil menjual 883.426 unit kendaraan elektrifikasi di AS, mencakup 44,5 persen dari total penjualan dan naik 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Bahkan, pada paruh pertama 2025, angka ini naik lagi menjadi 48,1 persen dari total penjualan. Hal inilah yang mendorong Toyota untuk memaksimalkan produksi model populer lainnya selama masa transisi ini, seperti Grand Highlander dan Sienna.
Laporan menyebutkan pasokan Grand Highlander di diler hanya tersisa untuk tiga hari per akhir Juni. Hal tersebut menjadi indikasi kuat bahwa permintaan masih sangat tinggi.
Sedangkan Toyota Grand Highlander diproduksi di Princeton, Indiana, bersama Lexus TX dan Toyota Sienna. Penjualan TX tercatat melonjak 117 persen pada Juni (YoY), sedangkan Sienna tumbuh 60 persen sepanjang tahun 2025.

Toyota masih berencana meluncurkan tujuh model EV di AS pada pertengahan 2027, termasuk bZ, versi baru dari C-HR, serta varian terbaru bZ Woodland. Namun, dinamika terbaru di pasar tampaknya membuat roadmap tersebut perlu dievaluasi ulang.
Apalagi, insentif federal senilai 7.500 dolar AS sekitar Rp 123 juta untuk pembelian EV di AS akan resmi berakhir pada 30 September mendatang. Diprediksi, hal ini akan mendorong lonjakan pembelian EV sebelum tenggat, namun disusul penurunan tajam setelahnya.