
CIMB Group Holdings Berhad terus berupaya untuk mengakselerasi penetrasi pasar perbankan syariah di Indonesia seiring dengan aksi spin off lini bisnis unit syariah pada Mei 2026.
CEO CIMB Group Holdings Bhd, Novan Amirudin menjelaskan, nantinya perseroan akan terus meningkatkan nasabah syariah lewat inovasi produk. Apalagi, berdasarkan catatan OJK penetrasi perbankan syariah di Indonesia baru sekitar 7,38 persen pada Maret 2024.
"Yaitu dengan mengurangi jumlah pelanggan, menambah produk baru, berinovasi, dan beroperasi secara efisien," kata dia di Menara CIMB, Kuala Lumpur, Senin (21/7).
Novan membeberkan strategi jangka panjang yang disebut Forward30 yang diluncurkan pada Maret 2025 lalu. Melalui Forward30, CIMB Group bertujuan untuk terus memperkuat posisi sebagai bank terdepan di Asean
Forward30 adalah peta jalan strategis 6 tahun yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan dan mempersiapkan organisasi menghadapi masa depan, sekaligus memperkuat tujuan utamanya dalam memajukan nasabah dan masyarakat.
"Kami adalah pemain besar di pasar ini [syariah], kami menghasilkan sedikit di bawah 15 persen ROE [Return of Equity] tahun lalu di Indonesia," imbuh dia.

Melalui strategi itu, Novan optimistis CIMB Group Holding Berhard akan mampu bersaing menjadi pemain besar perbankan syariah di Indonesia.
Sebelumnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menyetujui pemisahan (spin-off) Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga menjadi entitas tersendiri berbentuk badan hukum bernama PT Bank CIMB Niaga Syariah (CIMB Niaga Syariah).
Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei, mengatakan pemisahan UUS CIMB Niaga menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dilakukan dalam rangka memenuhi ketentuan regulasi yang berlaku serta mempertimbangkan prospek usaha di masa mendatang.
“Kami memastikan proses pemisahan UUS berjalan dengan baik dan nasabah tetap dapat memenuhi kebutuhan perbankan secara optimal,” kata Fransiska lewat keterangan resminya di Jakarta, Kamis (26/6).