Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei berbicara dalam pidato televisi pada Juni 2025.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebuah unggahan di akun X milik Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (21/7/2025) memperingatkan negara-negara Muslim agar tidak membantu Israel atau menghalangi bantuan untuk Gaza, sementara menteri luar negeri Iran menuduh negara Yahudi itu menyebabkan warga sipil kelaparan dan menggambarkan tindakannya sebagai kejahatan perang.
"Hari ini bukan saatnya untuk berdiam diri terkait Gaza," demikian bunyi unggahan di akun X resmi Khamenei seperti dikutip iranintl, Selasa (22/7/2025).
Menurut Khamenei, pemerintah negara-negara Muslim memiliki tanggung jawab yang berat. Jika ada pemerintah Muslim yang mendukung rezim Zionis dalam bentuk apa pun dan menghalangi bantuan untuk Palestina, mereka harus tahu pasti bahwa reputasi mereka akan tercoreng selamanya.
Komentar Khamenei tersebut muncul di tengah memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza, selama perang yang dimulai setelah militan pimpinan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza memperingatkan pada Ahad (20/7/2025) bahwa ratusan orang bisa meninggal karena rumah sakit penuh dengan pasien yang lemah karena kelaparan dan akses bantuan yang terbatas, sementara PBB mengatakan warga sipil menghadapi kelaparan tanpa bantuan yang mendesak.
Menurut kementerian, setidaknya 67 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel saat mereka menunggu truk bantuan PBB di Gaza utara pada Ahad (20/7/2025). Menurut pejabat kesehatan setempat, kampanye militer Israel di Gaza sejak itu telah menewaskan lebih dari 58 ribu warga Palestina,
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi mengutuk insiden tersebut dalam sebuah postingan di X pada Senin (20/7/2025). Dia menyebut insiden tersebut sebagai contoh nyata kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Araghchi mengatakan, Israel telah menggunakan tindakan seperti merampas air, obat-obatan, dan makanan dari warga sipil, dan menyalahkan Amerika Serikat dan Israel atas apa yang disebutnya sebagai “jebakan maut” di lokasi distribusi bantuan.
Dalam pernyataan terpisah di Telegram, Araghchi mengatakan, pihaknya telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan menyerukan pertemuan puncak darurat OKI untuk membahas apa yang ia sebut sebagai "genosida di Gaza" dan "agresi Israel di wilayah tersebut."
Sumber: