
PENGAMAT komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang baru sebaiknya dekat dengan kiai dan anak muda. Ia mengatakan Muhammad Mardiono yang menjabat Plt Ketua Umum PPP tak layak menahkodai partai karena gagal membawa PPP ke Senayan pada Pileg 2024.
Jamiluddin mengatakan PPP pada Muktamar mendatang harus berani mencari calon ketua umum yang memenuhi dua kriteria. Pertama, calon ketua umum PPP idealnya dekat dengan kiai. Hal itu diperlukan karena sebagian basis massa PPP ada di pesantren.
"Karena itu, basis masaa pesantren minimal harus dapat dipertahankan. Bahkan sedapat mungkin dapat menarik pesantren-pesantren yang selama ini lebih dekat ke PKB," kata Jamiluddin, melalui keterangannya, Sabtu (6/9).
Jamiluddin mengatakan kriteria kedua calon ketua umum PPP idealnya dekat dengan anak muda. Dengan begitu, basis PPP dapat diperluas tidak hanya di pesantren dan pedesaan tapi kepada anak muda Islam di perkotaan.
Ia menilai PPP perlu menjangkau anak muda di desa dan perkotaan, karena sebagian besar pemilih berusia muda.
"Ketua umum yang digandrungi anak muda yang berpeluang besar dapat mengajak mereka bergabung ke PPP. Setidaknya lebih banyak anak muda bisa menjadi simpatisan PPP," katanya.
Jamiluddin mengatakan untuk saat ini, sosok yang memenuhi dua kriteria itu tampaknya Sandiaga Unpo. Ia menilai Sandiaga merupakan sosok yang luwes sehingga dapat diterima para kiai serta anak muda di pedesaan dan perkotaan. Selain itu, Sandiaga juga punya kapasitas mengubah PPP menjadi partai modern.
"Setidaknya dengan kemampuan manajemen dan pemasaran, Sandiaga dapat meninggalkan manajemen dan pemasaran tradisional yang diterapkan selama ini menjadi manajemen moderndan pemasaran modern yang cocok untik partai politik. Bahkan Sandiaga dapat menggunakan ilmu pemasaran yang dimilikinya untuk memperluas kostituen. Setidaknya Sandiaga dapat menggaet anak muda untuk lebih melirik PPP," katanya.
Jamiluddin menilai Sandiaga juga memiliki kapital yang cukup untuk mengelola dan memasarkan PPP. Modal itu juga dapat digunakannya untuk konsolidasi hingga ranting.
"Modal kapital ini tampaknya kurang dimiliki calon lain. Karena itu, potensi kandidat lain untuk mengantarkan PPP ke Senayan tampaknya relatif kecil," katanya. (H-2)