Suasana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Masjid Assaadah, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Jumat (5/9) tak hanya ramai oleh selawat dan tausiah.
Di sela-sela jemaah yang berdatangan dari berbagai daerah, ada pedagang yang menjadikan momen ini sebagai kesempatan mencari rezeki.
Dari minyak wangi hingga peci, mereka hadir sejak subuh, menyiapkan lapak, dan menanti jemaah datang.
Ahmad (45), pedagang minyak wangi, sudah terbiasa menjajakan dagangannya di berbagai pengajian. Namun ketika ada maulid besar, ia bisa keliling dari Jakarta hingga ke Jawa.
“Kalau hariannya sih jualan di pengajian tapi kalau di acara maulid besar tuh saya pasti keliling di Jakarta. Bahkan sampai Jawa, sampai sana,” ujarnya kepada kumparan.
Di Jakarta saja, dagangannya kadang berpindah-pindah: Bogor, Tangerang, hingga beberapa titik di Jakarta.
“Kalau hari ini masih di sini. Nanti malam ada lagi di daerah BNN (Kramat Jati, Jakarta Timur). Samping Rumah Sakit Otan. Ada di situ,” jelasnya.
Harga minyak wangi yang dijual bervariasi, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 25 ribu, dengan barang yang dipasok dari Condet, Cililitan, dan Halim.
“Hampir semua sih. Yang Rp 5 ribu, Rp 10 ribu pasti dibeli, rata. Tapi banyaknya sih yang umum yang Rp 5 ribu banyak, karena anak-anak pada suka juga pada pakai,” tambahnya.
Ia menekankan untuk acara maulid tertentu, biasanya ia tidak perlu membayar sewa tempat.
“Kalau untuk acara maulid tertentu biasanya enggak. Kalau ada pengelolanya, bayar ya bayar. Beda dengan bazar ya, kalau acara Maulid begini kadang-kadang ada yang ngatur gitu. Ada tempat, lampu pasti bayar. Di sini enggak bayar, yang penting di tempat dagangnya bersih, ada sampah, buang,” ungkapnya.
Ahmad sendiri lahir dan besar di Jakarta. Hari ini, ia sudah berada di lokasi lapaknya sejak pukul 05.00 WIB. Setelah lapak kosong, ia akan istirahat sebelum melanjutkan dagang malam hari di tempat lain.
Rela Tidur di Masjid demi Dagangan
Sementara itu, Agustian (37), pedagang peci sekaligus minyak wangi, punya strategi berbeda. Ia datang dari Cipinang, Jakarta Timur, sejak pukul 12 malam untuk menandai tempat jualan.
“Saya sampai sini dari jam 12 malam buat nandain tempat. Cuma bukanya baru tadi Subuh,” ujarnya.