Liputan6.com, Jakarta Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) menggelar acara pembubaran untuk Timnas Voli Putra U-21 yang baru saja menyelesaikan Kejuaraan Dunia Bola Voli Putra U-21 di Jiangmin, China.
Skuad Merah Putih sebelumnya finis sebagai peringkat 19 dari total 24 peserta setelah mengalahkan Thailand dengan skor 3-1 (25-23, 25-13, 20-25, 29-27) di Jiangmen Sports Center, China, Sabtu (30/8/2025) malam WIB.
Meski gagal mencapai target tembus ke 16 besar, hasil ini tetap diparesiasi oleh federasi lantaran Dawuda Alaihimassalam dan kawan-kawan dinilai sudah mencatatkan sejarah dengan tampil di ajang paling bergengsi untuk kelompok umur U-21.
"Kita patut bersyukur. Kalian sudah berjuang dengan segala kemampuan," ujar Ketum PP PBVSI Imam Sudjarwo saat menghadiri pembubaran, sebagaimana dilansir dari keterangan yang diterima Liputan6.com pada Selasa (2/9/2025).
"Ranking 19 dunia bukan sesuatu yang mudah apalagi ini adalah pengalaman pertama kalian di ajang sebesar ini. Yang lebih penting kalian pulang dengan selamat dan penuh semangat untuk terus belajar," tambahnya.
Selaras dengan Ketum PBVSI, Manajer Timnas Voli Putra U-21 Hari Trisnardjo juga menyampaikan rasa bangga atas perjuangan anak asuhnya. Pasalnya, para pemain dinilai telah menunjukkan semangat pantang menyerah di turnamen.
"Mereka sudah menunjukkan semangat pantang menyerah. Walau masih ada banyak yang harus dibenahi, saya yakin generasi ini akan menjadi tulang punggung timnas di masa depan," ujarnya.
Timnas Voli Putra U-21 Indonesia resmi dilepas PBVSI untuk tampil di Kejuaraan Dunia Voli Putra U-21 2025. Dengan persiapan yang matang, skuad muda Merah Putih membawa semangat tinggi untuk menghadapi lawan-lawan tangguh di panggung internasional.
Evaluasi PBVSI untuk Timnas U-21
Tak hanya mengapresiasi, PBVSI selaku federasi bola voli Indonesia turut memberi sejumlah poin evaluasi terkait penampilan timnas voli putra U-21 di Kejuaraan Dunia.
Ketum PP PBVSI berharap tim pelatih ke depannya memberi perhatian pada kemampuan penerimaan bola pertama yang dinilai masih lemah sepanjang turnamen.
Dawuda dan kawan-kawan juga diberi pesan agar tidak lengah ketika sedang memimpin. Manajemen fisik dan fokus pun dinilai krusial dalam membentuk tim yang lebih tangguh di masa mendatang.
"Kita perlu benahi receipt. Karena dari situlah alur permainan bisa dibangun. Jika bola pertama tidak stabil maka serangan berikutnya juga tidak maksimal," kata Imam Sudjarwo lagi.
"Beberapa kali kita kehilangan momentum karena kurang disiplin ketika memimpin. Ini harus menjadi catatan besar. Konsistensi adalah kunci. Jangan puas ketika sudah unggul. Fokus harus dijaga sampai peluit akhir dibunyikan," sambungnya.
Timnas U-21 Bakal Tampil di Proliga
Adapun selepas Kejuaraan Dunia Bola Voli Putra U-21, PBVSI telah menyusun road map guna mempersiapkan para pemain timnas voli putra U-21 menjadi kekuatan masa depan.
Langkah pertama yang diambil ialah dengan mengirim mereka berpartisipasi di Proliga 2026 untuk ketiga kalinya di bawah nama Garuda Jaya.
"Timnas U-21 diproyeksikan untuk tampil di ajang Proliga 2026 dengan nama tim Garuda Jaya. Hal ini bertujuan agar para pemain muda terbiasa menghadapi atmosfer kompetisi profesional dalam negeri," papar Ketum PP PBVSI Imam Sudjarwo.
"Kami ingin anak-anak ini mendapatkan jam terbang lebih. Proliga akan menjadi wadah terbaik. Dengan nama Garuda Jaya, mereka akan terbiasa menghadapi tekanan, suporter, dan dinamika kompetisi profesional," imbuhnya.
Kans Tampil di SEA Games
Selain Proliga, PBVSI turut membuka kans buat timnas voli putra U-21 berpartisipasi di SEA Games 2025 Thailand. Federasi nantinya akan memilih beberapa nama potensial guna memberi pengalaman internasional kepada mereka.
"Kami akan seleksi siapa saja yang layak masuk timnas senior ke SEA Games. Ini bagian dari regenerasi yang berkesinambungan," jelas Imam.
Di tahun yang sama, para pemain U-21 juga akan digaet memperkuat tim berbeda untuk kejuaraan Livoli. Mereka yang tidak masuk proyeksi tim akan tetap dilibatkan dalam kompetisi Piala Ketua Umum PBVSI sehingga seluruh pemain tetap mendapatkan pengalaman bertanding.
Kemudian di tahun 2026, Dawuda Alaihimassalam dan kolega juga berkesempatan ambil bagian dalam Asian Games. Dengan cara ini, federasi meyakini tidak ada pemain yang hilang dari radar pembinaan.