
SEJUMLAH mantan anggota Jemaah Islamiyah (JI) di Kota Palu, Sulawesi Tengah, meneguhkan komitmen untuk meninggalkan ideologi lama dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Komitmen itu disampaikan dalam seminar bertema Transformasi Ideologi Jalan Menuju Wasathiyah: Membangun Kesadaran Ideologi Sehat dan Moderat yang diikuti eks-JI dari Kota Palu, Kabupaten Poso, Parigi, dan Sigi.
Kasatgaswil Densus 88 Antiteror Sulteng, Kombes Januario Jose Morais, menegaskan bahwa dialog ini menjadi momentum penting memperkuat persatuan. “Perbedaan masa lalu tidak boleh memisahkan kita. Mari buktikan kita kuat, bersama, dan aktif membangun bangsa. Semua wajib taat hukum dan konsisten menjalankannya,” ujarnya kepada Media Indonesia, Senin (8/9).
Dialog yang digelar Densus 88 Antiteror bersama Rumah Wasathiyah ini juga menghadirkan Ustad Para Wijayanto, mantan amir JI yang memimpin organisasi tersebut sejak 2008 hingga 2019. Kegiatan ini berlangsung dua hari, mulai Sabtu (6/9) di Palu dan Minggu (7/9) di Poso.
Para menjelaskan, JI resmi dibubarkan melalui musyawarah di Sentul, Jawa Barat, pada 30 Juni 2024. “Pembubaran ini bukan sekadar bubar, tapi juga kembali ke pangkuan Indonesia. JI sudah menetapkan enam poin keputusan, termasuk mengakhiri perjuangan bersenjata dan membangun ideologi yang sehat serta moderat,” tegasnya.
Para menekankan pentingnya keterbukaan, berbeda dengan pola lama JI yang tertutup. “Ini babak baru. Kami ingin melahirkan kesadaran baru, ideologi sehat dan moderat yang bisa menguatkan bangsa,” tutupnya.
Dialog tersebut menandai langkah nyata rekonsiliasi nasional sekaligus membuka jalan bagi mantan anggota JI untuk kembali berkontribusi membangun Indonesia yang damai dan bermartabat. (E-2)