Obligasi Korporasi Tembus Rp 90 Triliun, Dorongan Refinancing dan Suku Bunga Rendah

1 month ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai penerbitan surat utang korporasi nasional melonjak tajam pada semester I 2025, mencapai Rp 90,90 triliun. Kenaikan sebesar 48,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu ini dipicu oleh kebutuhan refinancing surat utang jatuh tempo yang mencapai Rp 161,2 triliun sepanjang tahun ini.

“Penerbitan surat utang korporasi pada awal semester II 2025 melonjak cukup signifikan, dipicu oleh dua faktor utama yakni pemangkasan suku bunga yang membuat pembiayaan melalui obligasi lebih atraktif, serta jatuh tempo sejumlah besar surat utang pada Juli,” jelas Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto, dalam Media Forum Pefindo, dikutip Jumat (11/7/2025).

Dari total utang jatuh tempo tahun ini, sebesar Rp 96 triliun akan jatuh pada semester II. Pefindo memperkirakan sebagian besar dari utang tersebut akan dibiayai kembali melalui penerbitan obligasi baru.

“Mungkin sebagian sudah di-refinancing pada Juni lalu dan Juli ini. Jadi, sudah mulai terlihat beberapa surat utang yang diterbitkan kembali untuk refinancing itu. Ke depan, kami perkirakan tren ini masih akan tinggi,” ujar Suhindarto.

Penerbitan obligasi korporasi pada Juni tercatat mencapai Rp 30,95 triliun—angka tertinggi sepanjang sejarah penerbitan bulanan. Pada Maret, penerbitan juga tinggi, yakni Rp 25,14 triliun. Hal ini didorong oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 50 basis poin sejak awal 2025, yang membuat biaya pendanaan lewat obligasi lebih efisien dibandingkan pinjaman bank.

“Ini menunjukkan, dari sisi biaya, obligasi kini lebih kompetitif dibandingkan pinjaman bank,” kata Suhindarto.

Menurut dia, pasar kini lebih berpihak pada penerbit, karena kupon obligasi untuk perusahaan dengan peringkat AAA hingga A cenderung lebih rendah daripada suku bunga dasar kredit bank.

Direktur Utama Pefindo, Irmawati Amran, menyebut semester kedua biasanya menjadi puncak aktivitas penerbitan obligasi. Kebutuhan modal kerja dan pembiayaan ulang utang korporasi menjadi faktor utama pendorong tingginya penerbitan.

“Saat ini, kita lihat masih banyak ruang bagi pertumbuhan industri surat utang korporasi di Indonesia,” ujar Irma.

Pada semester I, sektor industri yang paling aktif menerbitkan obligasi antara lain pulp dan kertas (Rp 20 triliun), multifinance (Rp 17,83 triliun), perbankan (Rp 15,50 triliun), pertambangan (Rp 11,85 triliun), dan pembiayaan non-multifinance (Rp 8,32 triliun).

Total obligasi korporasi yang masih outstanding hingga akhir semester I 2025 mencapai Rp 550 triliun. Namun, jumlah perusahaan penerbit menurun dari 282 emiten pada 2020 menjadi 249 emiten, dan hanya 58 perusahaan yang menerbitkan obligasi baru di paruh pertama tahun ini.

Pefindo memperkirakan total penerbitan obligasi tahun ini akan melebihi titik tengah proyeksi sebesar Rp 144 triliun. “Pada semester kedua, tingkat penerbitannya bisa berkisar antara Rp 60 triliun sampai Rp 70 triliun lagi,” kata Suhindarto.

Read Entire Article