Liputan6.com, Jakarta - Uranus kembali menjadi sorotan dunia astronomi setelah pengamatan terbaru berhasil mengungkap adanya satelit mungil yang diduga menjadi bulan ke-29 planet tersebut.
Mengutip Popular Science, Sabtu (22/8/2025), penemuan ini berasal dari data Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yang menangkap citra planet es raksasa itu pada awal tahun ini.
Mulanya, indikasi keberadaan bulan baru terdeteksi NASA pada 2 Februari 2025 ketika instrumen Near-Infrared Camera milik JWST memotret Uranus dengan serangkaian paparan gambar berdurasi 40 menit.
Dari analisis lanjutan, muncul titik samar yang dipastikan bergerak seirama dengan gravitasi planet.
Bulan tersebut sementara diberi kode S/2025 U1 dan diperkirakan hanya berdiameter sekitar 10 kilometer.
Ukuran ini setara dengan sepertiga lebar kota New York, membuatnya jauh lebih kecil dibanding satelit utama Uranus seperti Ariel, Miranda, Oberon, Titania, atau Umbriel.
Misteri Satelit Kecil di Uranus
Peneliti dari SETI Institute, Matthew Tiscareno, menegaskan Uranus memang berbeda dari planet lain karena memiliki jumlah bulan kecil yang jauh lebih banyak.
Menurutnya, hubungan kompleks antara bulan-bulan mungil itu dengan cincin Uranus memberikan gambaran sejarah planet yang penuh kekacauan.
“Hubungan kompleks antara bulan-bulan kecil dengan cincin planet menunjukkan sejarah yang kacau dan tipis batasnya antara sistem cincin dan sistem satelit,” jelas Tiscareno dalam pernyataannya untuk NASA.
S/2025 U1 sendiri berada pada orbit sekitar 56 ribu kilometer dari pusat Uranus. Satelit kecil ini bergerak di bidang ekuator, tepat di antara Ophelia dan Bianca, tidak jauh dari cincin utama, dan orbitnya yang melingkar menandakan ia kemungkinan terbentuk langsung di lokasi tersebut.
Mengapa Voyager 2 Gagal Menemukan S/2025 U1?
Pertanyaan besar muncul setelah penemuan satelit S/2025 U1, yakni mengapa Voyager 2 yang melewati Uranus pada 1986 gagal mendeteksinya.
Para ilmuwan menjelaskan, ukuran yang sangat kecil dan tingkat kecerahan permukaan yang begitu rendah membuat satelit ini hampir tak terlihat.
Dibandingkan dengan bulan kecil Uranus lainnya, S/2025 U1 memantulkan cahaya jauh lebih redup sehingga kamera Voyager 2 tidak mampu menangkapnya dalam flyby singkat hampir empat dekade lalu.
Kondisi ini justru menegaskan keunggulan James Webb Space Telescope (JWST), yang memiliki instrumen jauh lebih sensitif untuk menangkap cahaya samar.
Tanpa kemampuan tersebut, satelit mungil ini mungkin masih tersembunyi hingga hari ini.
Bulan Baru, Sejarah Baru
Menurut ilmuwan dari Southwest Research Institute, Maryame El Moutamid, penemuan ini menegaskan bahwa Uranus masih menyimpan banyak rahasia.
“Bulan baru ini lebih kecil dan jauh lebih redup dibanding bulan terkecil yang sudah diketahui, menandakan masih banyak kompleksitas yang belum terungkap,” jelasnya.
Seperti halnya satelit baru yang ditemukan pada 2023 lalu, S/2025 U1 masih menggunakan nama sementara. Nantinya, International Astronomical Union (IAU) akan memberikan nama resmi.
Berdasarkan tradisi, besar kemungkinan nama tersebut akan diambil dari karakter karya William Shakespeare atau Alexander Pope.
Jika hasil pengamatan JWST ini dikonfirmasi melalui tinjauan sejawat, maka Uranus resmi memiliki 29 satelit alami.
Penambahan ini bukan sekadar angka, melainkan juga membuka peluang baru untuk memahami dinamika sistem planet yang unik sekaligus sejarah terbentuknya tata surya.