Tentara Israel menangisi rekan mereka yang tewas dalam operasi darat di Jalur Gaza, saat upacara pemakamannya di dewan regional Gezer Israel, 27 April 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Media Israel melaporkan perkembangan posisi militer Israel mengenai kelanjutan operasi militer di Jalur Gaza, yang menunjukkan adanya keberatan nyata dari Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir untuk melanjutkan operasi-operasi ini.
Menurut koresponden urusan militer Channel 13, Or Heller, Zamir menyampaikan pesan publik langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang sedang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional, selama kunjungan Netanyahu ke Angkatan Laut di Haifa.
Zamir mengulangi frasa "Kesepakatan sekarang...kesepakatan tawanan sekarang. Sebuah kesepakatan tahanan sekarang."
Israel Channel 13 menyoroti pernyataan Kepala Staf yang menegaskan ada kesepakatan di atas meja yang perlu disetujui. Tentara telah memberikan syarat-syarat untuk kesepakatan tawanan dan keputusannya ada di tangan Netanyahu.
Dia juga memperingatkan bahwa ada ancaman besar bagi nyawa para tahanan jika Kota Gaza diduduki, dengan menjelaskan para penyandera dari Hamas dapat membunuh para tahanan atau bunuh diri bersama mereka.
Koresponden Heller menjelaskan bahwa Kepala Staf meminta Netanyahu untuk menyetujui proposal Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan membuat kesepakatan, meskipun sebagian, untuk membebaskan 10 tahanan yang masih hidup dari cengkeraman gerakan tersebut.
BACA JUGA: Terungkap Microsoft Dukung Operasi Militer Israel Lewat Rekaman Jutaan Komunikasi Warga Palestina
Dia menekankan bahwa tentara telah memenuhi misinya melalui Operasi "Kereta Gideon" untuk menargetkan Hamas.
Tujuan yang tidak jelas
Mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Giora Eiland mengkritik misi militer, menggambarkannya sebagai kata-kata yang menyesatkan karena tujuannya tidak jelas dan jika jelas bagi siapa pun, itu tidak dapat dicapai.