Elemen mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Jogja Memanggil menggelar demonstrasi di Bundaran UGM, Senin (1/9).
Salah satu alasan demo ini adalah merespons meninggalnya driver ojol Affan Kurniawan (21) dan terakhir meninggalnya mahasiswa Amikom Yogyakarta Rheza Sendy Pratama (21 tahun).
"Untuk aksi Jogja Memanggil tanggal 1 September 2025 di Bundaran UGM ini kan mencoba untuk merespons beberapa kejadian yang terjadi, terutama kemarin di Jakarta, tanggal 25 Agustus almarhum Affan Kurniawan yang meninggal dunia akibat dilindas polisi dengan sengaja menggunakan mobil baracuda-nya," kata Bung Kus perwakilan Aliansi Jogja Memanggil ditemui di lokasi.
"Satu lagi kawan kita Rheza yang di Yogya, yang kemudian dibunuh oleh aparat kepolisian," lanjut Bung Kus.
Selain hal itu, massa aksi juga menyoroti kebijakan Presiden Prabowo Subianto seperti efisiensi anggaran pendidikan, PPN 12 persen, hingga soal naiknya tunjangan DPR beberapa waktu lalu yang menyebabkan amarah publik.
Alasan Pilih Bundaran UGM
Bundaran UGM dijadikan tempat aksi hari ini bukan tanpa alasan. Salah satunya untuk menghindari provokasi dari pihak lain.
"Kenapa lokasinya aksinya di Bundaran UGM, yang pertama, ada isu yang cukup digoreng, kami juga antisipasi untuk melakukan aksi di Malioboro karena takutnya ada provokatif, entah kita enggak tahu itu dari mana," katanya.
Bung Kus ingin memastikan demo ini berjalan baik dan lancar. Tak boleh ada yang terganggu terlebih aktivitas perdagangan.
"Jangan sampai teman-teman pedagang kaki lima yang mencari nafkah di Malioboro itu, ya, terganggu, aktivitas ekonomi untuk mencukupi kehidupan mereka sehari-hari itu, karena ada aksi dan lain sebagainya, kira-kira seperti itu," jelasnya.