Liputan6.com, Jakarta - Manchester City kembali harus menelan kekalahan kala bertandang ke markas Brighton and Hove Albion pada lanjutan Liga Inggris 2025/2026, Minggu (31/8/2025) malam. Skuad asuhan Pep Guardiola tersebut tumbang dengan skor 1-2.
The Citizens sebenarnya sempat unggul terlebih melalui gol Erling Haaland pada menit ke-34. The Seagulls baru dapat menyamakan skor melalui penalti James Milner di menit ke-67 dan menutup kemenangan lewat gol menit akhir Brajan Gruda.
"Kami sangat baik selama satu jam (pertandingan)," ujar Guardiola pasca laga kontra Brighton. "Setelah gol itu (Milner), kami lupa untuk bermain. Kami (malah) memikirkan konsekuensinya."
Hasil tersebut membuat The Citizens kini tertahan pada posisi 13 di klasemen. Mereka hanya hanya mampu meraih satu kemenangan dan baru mengumpulkan 3 poin di Premier League musim 2025/2026.
Meski performa The Citizens dihujani kritik pedas sejak musim lalu, Pep Guardiola enggan untuk merubah skema bermainnya. Sebaliknya, ia menyebut filosofinya adalah harga mati yang bisa membawanya sampai ke titik ini.
Berita video Pep Guardiola mengaku senang atas kembalinya Rodri di sesi latihan Manchester City. Hal itu ia sampaikan saat jumpa pers, namun ia mengaku tak mau buru-buru soal itu.
Sumber Masalah yang Berulang
Juru taktik asal Spanyol tersebut melihat bahwa anak asuhnya selalu tampil apik pada menit-menit awal pertandingan. Meski begitu, mereka tak jarang kesulitan menemukan kembali ritme permainan seusai kebobolan.
"Saya menyukai banyak hal yang kami lakukan. Seperti melawan Tottenham, kami memulai dengan baik," terang Guardiola. "Saya suka banyak hal yang telah dilakukan tim hari ini, tetapi kami tidak mampu menang. Ketika kami kebobolan gol, kami berhenti bermain."
Pada laga kontra The Seagulls, The Citizens mendominasi permainan dengan catatan penguasaan bola sebesar 64 persen. Walau begitu, mereka hanya mampu melesatkan 3 tembakan ke arah gawang, berbanding 7 yang dilakukan Brighton.
Filosofi adalah Harga Mati
Pelatih berusia 54 tahun tersebut telah berkarier di Etihad sejak musim 2016/2017. Ia telah meraih total 18 gelar selama menangani Manchester City, termasuk 4 kali juara beruntun Premier League.
"Ya, setelah memenangkan 18 gelar, saya akan mengubah rencana (bermain) saya," ucap Guardiola secara sarkas. "Aku tidak akan pernah, tidak akan pernah mengubah pendirianku terhadap cara kami bermain."
Musim lalu, The Citizens sempat kesulitan di mana mereka hanya mampu meraih 1 kemenangan dalam 13 laga di seluruh kompetisi. Mereka sempat terlempar ke papan tengah Premier League sebelum finis pada peringkat ke-3 di akhir musim.
Masih Optimis pada Musim Ini
Rentetan hasil buruk yang dialami skuad The Citizens tak membuat Guardiola pesimis. Ia malah yakin bahwa ini baru permulaan dan tetap percaya bahwa kesuksesan akan datang pada skuadnya di musim ini.
"Ini baru satu pertandingan. Musim baru saja dimulai," terang Guardiola. "Musim masih panjang di depan kita. Kita lihat saja nanti apa yang terjadi."
Juru taktik eks Barcelona ini tak ingin membandingkan anak asuhnya yang sekarang dengan para mantan pemainnya yang telah membawa kejayaan bagi kubu City pada tahun-tahun sebelumnya.
"Jika kita bandingkan tim ini dengan ‘Centurions’ atau tim yang memenangkan empat trofi domestik dan tiga gelar juara serta empat Premier League berturut-turut, maka kami akan kalah." Bukan berarti kami akan memenangkan gelar (di musim ini), tetapi itu berarti saya pikir kami akan menjalani musim yang baik. Saya pikir kami akan baik-baik saja."