Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pemanfaatan program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Biodiesel ke dalam minyak Solar sebesar 40% (B40) hingga Semester I-2025 mencapai 6,8 juta kilo liter (KL).
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa target pemanfaatan B40 di tahun 2025 dipatok sebesar 13,5 juta KL. Sementara hingga Semester I-2025 realisasinya telah mencapai 50,4%.
"Ini biodiesel bapak-ibu semua B40 target kita 13,5 juta KL di tahun 2025, realisasi 6,8 juta KL," kata Bahlil dalam Konferensi Pers di Kementerian ESDM, dikutip Rabu (13/8/2025).
Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, penerapan B40 hingga saat ini telah berdampak pada penghematan keuangan negara. Bahkan uang negara yang bisa dihemat mencapai US$ 3,68 miliar atau sekitar Rp 60,37 triliun.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data sebelumnya, pemerintah menetapkan alokasi B40 pada tahun 2025 sebanyak 15,6 juta kiloliter (kl) biodiesel dengan rincian, 7,55 juta kl diperuntukkan bagi Public Service Obligation atau PSO. Sementara 8,07 juta kl dialokasikan untuk non-PSO.
Implementasi program mandatori B40 ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Sebesar 40 Persen.
Penyaluran biodiesel ini akan didukung oleh 24 Badan Usaha (BU) BBN (bahan bakar nabati) yang menyalurkan biodiesel, 2 BU BBM yang mendistribusikan B40 untuk PSO dan non-PSO, serta 26 BU BBM yang khusus menyalurkan B40 untuk non-PSO.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapasitas Pabrik Biodiesel Untuk Target B50 Terbatas, Harus Bagaimana?