REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI mewacanakan kebijakan baru mengenai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), khususnya bagi murid sekolah menengah atas.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen RI Tatang Mutaqqin mengatakan, pihaknya akan mulai memberlakukan kebijakan terkait PJJ yang lebih fleksibel untuk siswa-siswi sekolah menengah atas (SMA) pada 2027.
Menurut dia, kebijakan ini dirancang untuk membantu mereka yang masih terkendala dalam mengejar pendidikan formal lantaran pelbagai faktor. Sebagai contoh, anak-anak muda yang bercita-cita menjadi atlet profesional. Mereka acap kali terpaksa meninggalkan pendidikan formal karena waktu latihan berbarengan dengan jadwal sekolah.
Tatang mengatakan, negara mesti hadir untuk tetap memastikan terpenuhinya wajib belajar 13 tahun. Dengan adanya PJJ, pihaknya berharap, murid-murid tersebut dapat tetap mengejar pendidikan formal tanpa harus meninggalkan kegiatan lainnya dalam mengejar prestasi olah raga.
Tak hanya anak-anak yang ingin menjadi atlet profesional. PJJ juga dapat menyasar anak-anak yang tinggal di daerah-daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Begitu pula dengan mereka yang memiliki kebutuhan khusus sehingga terkendala untuk menyelesaikan pendidikan di sekolah.
"Kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah ingin meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi semua murid, tidak hanya bagi mereka yang berada di daerah 3T, tetapi juga bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau kegiatan lainnya," ujar Tatang saat dihubungi Republika, Jumat (8/8/2025).
Ia menambahkan, PJJ akan sangat bermanfaat bagi murid-murid yang memiliki keterbatasan waktu dan lokasi. Terkait contoh anak-anak yang bercita-cita menjadi atlet profesional, dengan PJJ, mereka dapat mengatur jadwal belajarnya sendiri dan tetap dapat memenuhi kewajiban latihan. Dengan demikian, tegas Tatang, mereka tak perlu khawatir tentang waktu sekolah yang bentrok dengan jadwal latihan.
Kemarin, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Abdul Mu'ti memimpin Peluncuran Uji Terap Penyelenggaraan PJJ Jenjang Pendidikan Menengah di Jakarta. Uji coba PJJ ini difungsikan di Kinabalu, Malaysia, untuk memfasilitasi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) setempat.
Dalam pidato sambutannya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengatakan, teknologi dapat menjadi solusi untuk menjangkau dan sekaligus menjawab tantangan keterbatasan terhadap akses pendidikan formal. Ini pun mesti diikuti dengan kemauan anak-anak untuk belajar formal serta penjaminan mutu terhadap penyelenggaraan PJJ.
"Anak-anak kita di Kinabalu yang orang tuanya bekerja sebagai pekerja migran Indonesia itu jumlahnya sangat banyak. Nah, karena jarak dan kondisi, mereka tidak mungkin masuk sekolah formal, ditambah Sekolah Indonesia Kota Kinabalu itu daya tampungnya terbatas. Akhirnya, mereka selama ini hanya tertampung belajar di CLC itu, Community Learning Center,” kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti pada Peluncuran Uji Terap PJJ Jenjang Pendidikan Menengah di Jakarta, Kamis (7/8/2025).