Rencana pembangunan MRT Jakarta diperluas hingga menjangkau kawasan timur Ibu Kota. Jalur baru yang akan membentang dari Fatmawati hingga Kampung Rambutan dirancang sepanjang kurang lebih 12 kilometer dengan kombinasi jalur layang dan bawah tanah.
Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, Riska Muslimah, mengatakan jalur ini akan diusulkan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Menurut dia proyek yang kemungkinan masuk kategori Fase 4 ini saat ini masih dalam tahap awal studi.
“Ini agak berbeda nih skemanya dari yang sudah-sudah kita lakukan, karena untuk yang mungkin kita namakan fase 4 gitu ya, membentang dari Fatmawati sampai Kampung Rambutan, untuk ini akan diusulkan menjadi PPP (Public Private Partnership) atau mungkin bahasa Indonesia KPBU, atau tepatnya KPDBU (Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha) gitu ya,” kata Riska dalam MRT Jakarta Fellowship Program di JB Tower, dikutip Rabu (27/8).
Menurut Riska, MRT Jakarta kini sedang menjajaki kerja sama dengan konsorsium asal Korea. Model kemitraan ini termasuk dalam skema Public-Private Partnership (PPP) yang bersifat solicited, artinya diajukan langsung pemerintah daerah bersama badan usaha.
Namun dia menegaskan rencana tersebut masih berada di tahap pre-feasibility study. Sehingga belum final dan akan terus berkembang seiring proses kajian.
Berdasarkan informasi dari laman resmi MRT Jakarta, koridor Fatmawati–Taman Mini Indonesia Indah akan membentang sekitar 12 kilometer. Rute ini dirancang terdiri atas jalur layang dan bawah tanah dengan total 10 stasiun serta satu depo di kawasan Kampung Rambutan. Lahan depo sendiri disiapkan di area milik pemerintah sehingga lebih mudah untuk diintegrasikan dengan sistem transportasi lain.
Pemerintah menilai skema KPBU penting untuk mempercepat pembangunan jalur baru tanpa membebani APBN maupun APBD secara penuh. Dengan keterlibatan swasta, risiko pembiayaan bisa terbagi dan efisiensi proyek lebih terjaga.
Sebelumnya, Direktur PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat mengungkapkan kebutuhan investasi untuk Fase 4 mencapai sekitar Rp 21 triliun. Perhitungan ini merupakan hasil studi kelayakan pertama.
“Kebutuhan dana sampai dengan saat ini sampai dengan posisi Kampung Rambutan dulu, itu berdasarkan FS yang pertama itu sekitar Rp 21 triliun,” kata Tuhiyat pada 2023 lalu.
Dengan adanya jalur Fatmawati–Kampung Rambutan, MRT Jakarta menargetkan mobilitas kawasan timur Ibu Kota semakin terintegrasi dengan pusat kota.
Koridor baru ini diharapkan menjadi solusi transportasi bagi warga sekitar Taman Mini, Kampung Rambutan, hingga daerah penyangga di Jakarta Timur yang selama ini masih bergantung pada moda transportasi jalan raya.