
Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara resmi memberlakukan jam efektif masuk sekolah pada pukul 06.30 WIB pada tahun ajaran baru 2025-2026.
Hal ini tercantum dalam Surat Edaran Nomor 58/PK.03/DISDIK Jam Efektif pada Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Barat, yang diteken oleh Gubernur Jawa Barat pada tanggal 28 Mei 2025 lalu.
Aturan ini berlaku untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dari pantauan kumparan di SMAN 9 Bandung, Senin (14/7) sekitar pukul 06.00 WIB, para murid telah mulai berdatangan. Ada yang diantar oleh orang tuanya, berjalan kaki dari rumah, hingga memilih untuk menggunakan ojek online (ojol).
Menjelang pukul 06.30 WIB, gerbang sekolah sudah mulai ditutup oleh petugas keamanan. Meskipun begitu, masih ada beberapa murid yang masih datang terlambat.

Berlanjut ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 187 Lanuma Husein, Jalan Suparmin No 1, Kota Bandung, terlihat para murid yang berdatangan dengan didampingi orang tua.
Ada yang terlihat gugup karena baru pertama kali menginjakkan kaki di sekolah dasar. Ada juga yang terlihat senang menyambut teman-teman baru. Beberapa murid baru juga nampak menggunakan name tag yang dikalungkan ke leher.


Salah satu orang tua murid, Yuyun (39), menceritakan, sejak subuh sudah bangun untuk menyiapkan kebutuhan anaknya yang akan masuk ke jenjang Sekolah Dasar (SD). Mengingat adanya perubahan aturan jam masuk sekolah.
“Saya dari jam 04.00 subuh udah bangun. Terus langsung siap-siap peralatan anak buat sekolah. Jujur agak riweuh (repot), tapi untungnya anak bisa diatur,” ucap Yuyun saat ditemui di SDN 187 Lanuma Husein.
Alasan Masuk Jam 06.30 WIB

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan, alasan menerapkan aturan jam masuk sekolah lebih awal agar pada hari Sabtu dan Minggu, anak-anak bisa libur.
“Ini mulai diberlakukan pada tahun ajaran baru. Masuk sekolah pukul 06.30 adalah bentuk kompensasi dari Sabtu dan Minggu yang libur. Jadi lebih baik dimulai lebih pagi,” kata Dedi dalam keterangannya, Rabu (4/6).
Ia juga mendorong agar seluruh tugas dan pekerjaan sekolah diselesaikan di lingkungan sekolah. Dengan begitu, siswa tidak terbebani pekerjaan akademik di rumah.
Menurutnya, waktu di rumah bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan lainnya, seperti mengikuti les musik, belajar bahasa asing, atau membantu pekerjaan rumah tangga
"Semua tugas dikerjakan di sekolah, tidak dibawa pulang. Di rumah, anak-anak harus bisa rileks, membaca buku, berolahraga, atau membantu orang tua," tuturnya.
.