
Kebijakan Provinsi Jawa Barat melarang study tour turut berdampak pada pelaku Jip Lava Tour Merapi, Kabupaten Sleman. Pada libur sekolah tahun ini, jumlah pengguna jasa Jip Lava Tour Merapi menurun drastis.
Anggota Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) pun hari ini ke Bandung membersamai para pelaku wisata lain seperti perusahaan otobus hingga tour leader perjalanan. Mereka ke Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, untuk menyampaikan aspirasinya, Senin (21/7).
"Kita (ke Bandung) memberi semangat rekan-rekan kita yang intinya kita datang. Ikut partisipasi saja," kata Ketua AJWLM Dardiri melalui sambungan telepon.

Dardiri mengatakan Jawa Barat selama ini jadi salah satu andalan kunjungan study tour selain Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Kemarin selama long weekend itu lumayan ada dari Jateng, Jatim, kebanyakan sekarang ini tapi ya tidak seramai dulu ya intinya ada penurunan lah, sekitar 35 persen," jelasnya.
Memang masih ada wisatawan yang datang dari Jawa Barat tetapi sebagian besar dari perusahaan-perusahaan yang sedang piknik ke Yogya.
"Biasanya liburan itu penuh, sampai anak-anak mulai sekolah itu biasanya penuh. Saat ini enggak, cuma mengandalkan Jateng dan Jatim," katanya.

Penurunan 35 persen ini, misalnya satu armada yang dulu bisa empat kali perjalanan hanya dua sampai tiga kali perjalanan saja setelah ada kebijakan ini.
Dahulu study tour dari Jawa Barat yang menggunakan jasa Jip Lava Tour Merapi meliputi kabupaten kota seperti Banjar, Ciamis, Garut, Cirebon, dan Bandung.
Dardiri yang datang bersama 150 anggota AJWLM berharap kebijakan Provinsi Jabar ini bisa dicabut. Terlebih anggota AJWLM selama ini taat prosedur untuk keamanan wisatawan.
"Semoga SK dicabut karena dampak banyak," katanya.
Jabar juga bisa mencontoh Kabupaten Sleman yang mewajibkan bus dicek sebelum berangkat study tour untuk keamanan para siswa.
"Sleman contohnya bus sebelum berangkat itu dicek semua," ujarnya.