Liputan6.com, Jakarta Inter Milan memulai Serie A musim ini dengan penuh percaya diri usai membantai Torino 5-0 di Stadio Giuseppe Meazza. Namun, rasa optimisme itu seketika runtuh ketika pekan kedua menghadirkan kejutan tak menyenangkan. Udinese datang ke San Siro dan pulang membawa kemenangan 2-1.
Kekalahan ini seperti tamparan bagi Cristian Chivu dan anak asuhnya. Setelah tampil dominan di laga pembuka, Nerazzurri justru terlihat rapuh saat menghadapi lawan yang lebih terstruktur. Performa Inter kembali memunculkan tanda tanya besar.
Legenda klub, Beppe Bergomi, turut mengomentari hasil tersebut. Ia menilai bahwa masalah klasik Inter selama beberapa tahun terakhir kembali terlihat. Kritik itu menjadi refleksi betapa pekerjaan rumah Nerazzurri belum selesai.
Masalah Lama yang Tak Kunjung Hilang
Inter sejatinya unggul lebih dulu lewat gol Denzel Dumfries di babak pertama. Namun, Udinese dengan cepat menemukan cara untuk bangkit dan membalikkan keadaan.
Tim asuhan Kosta Runjaic memanfaatkan kecepatan serta fisik mereka untuk merebut bola dan melancarkan serangan cepat. Dua gol berhasil mereka ciptakan hingga menutup babak pertama dengan keunggulan 2-1.
Memasuki babak kedua, Udinese bermain jauh lebih disiplin. Mereka bertahan dengan rapat, sementara Inter, meski menguasai bola, jarang benar-benar menebar ancaman berarti.
Kritik Tajam dari Beppe Bergomi
Beppe Bergomi dengan gamblang menilai, “masalah yang kita ketahui selama 4-5 tahun terakhir kembali muncul.” Ia menyoroti bahwa Inter tidak memiliki pemain yang bisa memenangkan duel satu lawan satu.
“Mereka butuh pemain yang bisa melewati lawan. Inter tidak punya itu. Satu-satunya yang mereka miliki, Zalewski, justru dijual musim panas ini,” ujar Bergomi. Kritiknya mencerminkan kekecewaan terhadap kebijakan transfer klub.
Ia juga memuji lawan yang tampil solid. “Udinese bertahan dengan baik, mereka kompak. Hanya mengandalkan umpan silang ke kotak penalti melawan tim fisik seperti Udinese itu sulit,” tambahnya.
Tantangan Musim Panjang
Bergomi mengingatkan bahwa struktur permainan Inter di bawah Simone Inzaghi dulu mencapai puncak dengan kombinasi antar pemain. Namun, melawan tim dengan organisasi sebaik Udinese, kelemahan mereka semakin terlihat.
“Inter merekrut lima pemain di bawah usia 23, tapi tak ada yang jadi starter. Sisanya, semua pemain semakin menua. Mereka juga jadi tim terakhir yang memulai pramusim. Musim ini akan sulit bagi mereka,” ucap Bergomi.
Kekalahan dari Udinese menjadi alarm dini bagi Nerazzurri. Satu laga bisa jadi hanya sebuah hasil buruk, tetapi tanda-tanda masalah jangka panjang sudah kembali terlihat. Inter harus segera mencari solusi agar tak mengulang cerita lama.
Sumber: Sempre Inter