Pemanjat tebing Indonesia Kiromal Katibin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Derap langkah musim panjang panjat tebing dunia akan segera berakhir di Guiyang, China, 12–13 September mendatang. Di sana, bendera Merah Putih diharapkan kembali akan berkibar lewat deretan nama atlet terbaik Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai penguasa nomor speed di ajang internasional.
Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) resmi mengumumkan skuad untuk seri penutup IFSC Climbing World Cup 2025. Ada sembilan atlet yang terpilih, empat dari sektor putra dan lima dari sektor putri.
Di kubu putra, ada Alfian Muhamad Fajri, Kiromal Katibin, Raharjati Nursama, dan Antasyafi Robby Al Hilmi. Komposisinya seperti perpaduan pengalaman dan regenerasi, di mana Kiromal yang kini menempati peringkat satu dunia IFSC tetap menjadi andalan.
“Semoga hasilnya maksimal,” kata Sekretaris Umum PP FPTI, Wahyu Pristiawan Buntoro, Ahad (7/9/2025)
Sektor putri tak kalah menjanjikan. Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah kembali memimpin, ditemani Susan Nurhidayah, Puja Lestari, serta Kadek Adi Asih.
Bagi Indonesia, nomor putri adalah ladang prestasi yang tak kalah gemilang. Desak, misalnya, berkali-kali menjadi wajah kemenangan, termasuk ketika bersaing ketat di panggung Asia dan Eropa.
Keberangkatan kali ini bukan sekadar penutup musim. Bagi FPTI, ini juga momentum menjaga marwah Indonesia di mata dunia. Sebab dalam beberapa tahun terakhir, hanya sedikit negara yang bisa menandingi dominasi Merah Putih dalam speed climbing.
Selepas Guiyang, para atlet akan memasuki masa pemulihan. Tahun 2025 terasa padat dengan rangkaian kompetisi, dan 2026 sudah menanti dengan tantangan baru. “Persiapan akan difokuskan untuk menghadapi musim 2026, Indonesia bisa,” tulis akun resmi @fpti_official.
sumber : Antara