Ilmuwan Ciptakan AI Baru Mirip Otak Manusia, Kalahkan ChatGPT

6 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilmuwan Ciptakan AI Baru Mirip Otak Manusia, Kalahkan ChatGPT Model AI baru bernama HRM meniru cara kerja otak manusia dan berhasil mengalahkan ChatGPT, Claude, hingga Deepseek dalam tes penalaran ARC-AGI. (Alphatarget)

PARA ilmuwan telah mengembangkan jenis baru kecerdasan buatan (AI) yang mampu bernalar dengan cara berbeda dari sebagian besar large language model (LLM) seperti ChatGPT. Hasilnya menunjukkan performa jauh lebih baik dalam beberapa tolok ukur penting.

Model penalaran baru bernama hierarchical reasoning model (HRM) ini dikembangkan dengan meniru cara kerja otak manusia, khususnya pada proses hierarkis dan multi-skala waktu. Di mana berbagai bagian otak memadukan informasi dalam rentang waktu yang berbeda, dari milidetik hingga menit.

Para ilmuwan di Sapient, sebuah perusahaan AI asal Singapura, menyebut model ini bisa mencapai kinerja lebih baik sekaligus lebih efisien. Hal ini karena HRM membutuhkan lebih sedikit parameter dan contoh data pelatihan.

Menurut studi yang diunggah pada 26 Juni di basis data pracetak arXiv, HRM hanya memiliki 27 juta parameter dan menggunakan 1.000 sampel pelatihan. Sebagai perbandingan, LLM canggih biasanya memiliki miliaran hingga triliunan parameter. Estimasi menyebutkan GPT-5 yang baru dirilis bahkan memiliki sekitar 3–5 triliun parameter.

Cara Baru AI dalam Bernalar

Ketika diuji pada benchmark ARC-AGI, ujian yang dirancang untuk mengukur sejauh mana model mendekati Artificial General Intelligence (AGI). HRM menunjukkan hasil yang mengesankan.

HRM meraih skor 40,3% pada tes ARC-AGI-1, lebih tinggi dibanding 34,5% milik o3-mini-high dari OpenAI, 21,2% milik Claude 3.7 dari Anthropic, serta 15,8% dari Deepseek R1.

Sebagian besar LLM modern menggunakan chain-of-thought (CoT) reasoning, yaitu metode memecahkan persoalan kompleks menjadi langkah-langkah sederhana yang diungkapkan dengan bahasa alami. Metode ini meniru proses berpikir manusia yang membagi masalah besar menjadi potongan yang lebih mudah dipahami.

Para peneliti dari Sapient menilai CoT masih memiliki beberapa kelemahan. Di antaranya pemecahan tugas yang kurang stabil, membutuhkan data dalam jumlah besar, serta waktu pemrosesan yang lambat.

Sebaliknya, HRM mengeksekusi tugas penalaran secara berurutan hanya dalam satu kali proses, tanpa perlu supervisi eksplisit pada setiap langkah menengah. Model ini bekerja melalui dua modul: modul tingkat tinggi yang bertugas untuk perencanaan abstrak (lebih lambat), dan modul tingkat rendah yang menangani perhitungan cepat serta detail. Mekanisme ini menyerupai cara otak manusia memproses informasi di berbagai aspek. 

Teknik yang digunakan adalah iterative refinement, yaitu mekanisme perhitungan yang meningkatkan akurasi solusi dengan berkali-kali memperbaiki perkiraan awal. Dalam tiap siklus singkat, sistem mengevaluasi apakah perlu melanjutkan proses berpikir atau sudah bisa menghasilkan jawaban akhir.

Hasil dan Kontroversi Awal

HRM berhasil mencapai kinerja nyaris sempurna dalam tugas-tugas sulit. Seperti teka-teki Sudoku kompleks (yang gagal diselesaikan LLM konvensional), serta unggul dalam menemukan jalur optimal di labirin.

Meskipun belum ditelaah, penyelenggara benchmark ARC-AGI mencoba mereplikasi hasil ini setelah para peneliti Sapient membuka kode sumber model di GitHub.

Mereka memang berhasil meniru hasil angka yang dilaporkan. Namun, dalam blog post resmi, mereka mengungkapkan temuan mengejutkan: arsitektur hierarkis HRM ternyata hanya memberi dampak kecil pada performa. Justru ada proses penyempurnaan tersembunyi selama pelatihan yang tidak terdokumentasi, dan itulah yang kemungkinan besar memberi kontribusi besar juga dalam peningkatan performa. (Livescience/Z-2)

Read Entire Article