Jakarta (ANTARA) - Peringatan serius datang dari berbagai pakar medis mengenai sejumlah makanan yang diduga dapat meningkatkan risiko kanker usus besar atau kolorektal. Temuan ini menjadi perhatian karena pola makan memiliki peran penting dalam mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Masyarakat disarankan untuk lebih cermat dalam memilih asupan harian guna melindungi sistem pencernaan. Langkah ini diyakini dapat membantu mengurangi risiko penyakit serius sekaligus mendukung pola hidup yang lebih sehat. Berikut penjelasannya.
Jenis makanan yang sebaiknya dikurangi atau dihindari
Berdasarkan penelusuran serta data medis mutakhir, berikut adalah jenis-jenis makanan yang sebaiknya dikurangi atau dihindari, merangkum dari berbagai sumber:
1. Daging merah dan daging olahan
Daging merah seperti sapi, babi, dan domba yang dikonsumsi berlebihan dinilai meningkatkan risiko kanker usus besar. Ketika diproses dengan suhu tinggi seperti dibakar atau dipanggang, daging ini dapat membentuk senyawa karsinogenik seperti PAH dan HCA.
Daging olahan seperti sosis, ham, bacon, dan kornet mengandung natrium nitrit dan nitrat yang bisa berubah menjadi nitrosamin, senyawa penyebab kanker, khususnya kolorektal. WHO mengklasifikasikannya sebagai karsinogenik Group 1, sedangkan daging merah tergolong kemungkinan karsinogenik Group 2A.
Baca juga: Cara aman mengonsumsi biji chia
2. Makanan tinggi gula, karbohidrat olahan, dan ultra processed food
Konsumsi makanan dan minuman tinggi gula serta karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta, dan nasi putih terkait dengan obesitas, resistensi insulin, dan inflamasi kronis yang merupakan faktor risiko kanker usus besar.
3. Makanan digoreng dan makanan cepat saji
Proses penggorengan dengan minyak pada suhu tinggi dapat menghasilkan akrilamida yang bersifat karsinogenik.
4. Alkohol
Konsumsi alkohol sebanyak dua hingga tiga gelas sehari dapat meningkatkan risiko kanker usus besar hingga sekitar 20 persen, bahkan lebih tinggi lagi untuk konsumsi berlebihan. Alkohol memecah menjadi asetaldehida yang dapat merusak DNA dan memicu kanker.
5. Susu, yoghurt, dan produk berkalsium
Makanan tinggi kalsium dan vitamin D seperti susu rendah lemak dan yoghurt justru memiliki peran protektif terhadap kanker usus besar.
Baca juga: Sederet makanan tinggi serat yang sebaiknya ada di rumah
Dukungan pakar dan bukti ilmiah terkini
• Menurut para ahli, mengurangi konsumsi kelompok makanan di atas serta menggantinya dengan pilihan lebih sehat memiliki dampak signifikan.
• MD Anderson menyarankan pola makan berbasis tumbuhan dengan konsumsi daging lebih sedikit dan dalam porsi kecil. Batasi konsumsi daging merah tidak lebih dari 18 ons per minggu atau sekitar 510 gram.
• American Cancer Society dan Cancer Research UK menekankan pentingnya membatasi daging merah dan olahan serta menggantinya dengan pilihan seperti unggas, ikan, atau kacang-kacangan.
• Studi terkini turut memperingatkan bahwa konsumsi makanan ultra processed berlebihan berisiko tinggi terhadap kanker kolorektal.
Dengan demikian, kanker usus besar merupakan ancaman serius, namun risikonya dapat diminimalkan melalui pola makan yang tepat dan gaya hidup sehat. Menghindari makanan pemicu risiko seperti daging olahan, gula berlebih, makanan goreng, dan alkohol menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan pencernaan.
Sebagai gantinya, konsumsi makanan kaya serat, sayuran, buah-buahan, serta produk rendah lemak yang mengandung kalsium sangat dianjurkan. Pemeriksaan dini juga perlu dilakukan, terutama bagi individu dengan riwayat keluarga atau faktor risiko lainnya.
Baca juga: Ahli sarankan konsumsi serat dibarengi dengan asupan air
Baca juga: Ahli ungkap makanan kalengan kaya serat untuk kurangi risiko kanker
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.