
Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB) Universitas Indonesia (UI) belakangan menjadi sorotan. Penyebabnya, sejumlah SMA unggulan di Jakarta mengalami penurunan drastis calon peserta didik yang diterima.
Salah satunya dialami oleh SMA Negeri 8 Jakarta. Wakil Akademik SMAN 8 Jakarta, Hari Haryono, mengatakan pada 2025, hanya ada 8 siswanya yang diterima UI melalui jalur PPKB.
"Nah, kita sebagai sekolah yang terundang untuk PPKB, ya kita tidak bisa memberikan penjelasan yang diterimanya hanya 8," kata Hari saat ditemui kumparan, Jumat (20/6).
Delapan siswa yang lolos PPKB UI itu rinciannya: 2 siswa diterima di jurusan hukum, 1 kedokteran, 1 teknik mesin, dan 2 vokasi. Jumlah ini mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tahun sebelumnya daftar ada 140 diterima 38. Yang sekarang 73 yang dapat 8," beber dia.

Hingga saat ini, menurut Hari, belum ada penjelasan resmi dari UI terkait masalah ini.
"Jadi kalau dari UI-nya secara resmi tidak pernah memberikan penjelasan ke pihak sekolah gitu. Cuma memang informasi yang beredar 'oh sistem PPKB yang sekarang ada sistem pemerataan'. Nah itu hanya itu yang kita dengar dari berita-berita yang tidak resmi dari UI-nya," ucap dia.
Di sisi lain, Hari menepis isu adanya blacklist dari UI terhadap sekolah-sekolah tertentu sehingga menyebabkan penurunan jumlah siswa yang lolos. Dia menilai, isu ini tidak relevan dengan kenyataan yang terjadi.
"Kalau menurut saya tidak ada hubungannya dengan blacklist. Karena kalau itu (siswa yang diterima) sedikit itu dengan alasannya blacklist karena tidak ada yang mengambil ke UI gitu ya. Harusnya sekolah-sekolah lain tidak harus 0 dong (siswa yang diterima)," jelas dia.
Penjelasan UI

Pihak UI memberikan penjelasan terkait polemik ini. Menurut UI, tahun ini memang ada hal yang berbeda dari sistem PPKB.
"Terdapat perubahan dalam skema PPKB. Jika sebelumnya faktor penghitung PPKB itu faktor sekolah. Jadi misal sekolah favorit, misalnya SMA 8, SMA 28 banyak yang pernah masuk sini, IPK-nya bagus bagus, itu biasanya dinilai tinggi. Jadi masuk ke konteks favorit," ungkap Plh Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional, Emir Chairullah, saat dihubungi.
"Tapi tahun ini sudah tidak ada status favorit lagi, itu semacam dihilangkan. Kenapa dihilangkan? Karena tidak fair juga, SMA 8, 28, SMA 68, SMA 70, SMA 3 Bandung juga. Jadi nanti berkutat di situ-situ saja [sekolah favorit]," imbuhnya.
Emir menuturkan, sekarang seluruh sekolah di Indonesia punya kesempatan yang sama. Siapa yang lebih berprestasi akan diterima via jalur PPKB.
"Kalaupun nanti gagal di PPKB bukan akhir segalanya, masih ada di SIMAK [Seleksi Masuk Universitas Indonesia] juga. Kita juga membuat saudara-saudara di daerah lain tidak punya kesempatan, apalagi ini namanya UI, Indonesia, harusnya bukan didominasi orang Jakarta atau perkotaan saja," tutup Emir.