
HAMAS kembali merilis video yang menampilkan dua sandera asal Israel yang diculik dari festival musik Nova saat serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023. Dalam rekaman tersebut, terlihat Guy Gilboa-Dalal yang mengatakan dirinya bersama delapan sandera lain masih ditahan di Gaza City meski Israel berencana melanjutkan serangan darat. Video itu juga menampilkan Alon Ohel, yang baru pertama kali muncul sejak penculikannya 700 hari lalu.
Keluarga korban dan sejumlah pemimpin dunia mengecam publikasi video sandera semacam ini sebagai propaganda. Namun, video terbaru ini semakin memicu desakan agar pemerintah Israel segera melanjutkan negosiasi.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan telah berbicara dengan keluarga kedua sandera tersebut. Ia menegaskan perang bisa segera berakhir bila Hamas menerima syarat Israel, termasuk pembebasan seluruh sandera. “Tidak ada propaganda yang akan melemahkan tekad kami,” tegas Netanyahu.
Namun, Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang menilai pemerintah harus segera kembali ke meja perundingan. “Siapa pun yang benar-benar ingin membawa pulang 48 sandera yang masih ditahan harus segera menyetujui kesepakatan yang sudah menunggu untuk dibahas,” tulis mereka di X.
Pada Agustus lalu, Hamas mengaku menerima proposal mediator Qatar dan Mesir untuk membebaskan 10 sandera hidup serta menyerahkan 18 jenazah dalam gencatan senjata 60 hari, dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina. Israel menolak rencana itu dan tetap menuntut pembebasan semua sandera sekaligus.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menegaskan operasi militer akan “ditingkatkan” hingga Hamas menyerah pada syarat Israel. Oposisi, termasuk Yair Lapid, justru mendorong negosiator kembali membahas kesepakatan gencatan senjata demi pembebasan sandera.
Dalam 24 jam terakhir, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan 30 korban jiwa, termasuk 20 di Gaza City. Militer Israel mengonfirmasi telah menyerang sebuah menara yang dituding digunakan Hamas, seraya mengklaim telah memberi peringatan dini untuk meminimalkan korban sipil.
Israel menyebut operasi mereka kini menguasai sekitar 40% Gaza City, yang dianggap sebagai benteng Hamas. Namun, PBB dan lembaga kemanusiaan memperingatkan dampak “mengerikan” bagi lebih dari satu juta warga sipil yang terjebak, dengan kelaparan yang sudah dikonfirmasi sejak bulan lalu.
Sejak perang dimulai, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 64.300 korban jiwa akibat serangan Israel, termasuk ratusan akibat kelaparan dan malnutrisi. (BBC/Z-2)