REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengalaman kehilangan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bagi banyak perempuan, grief atau rasa duka akibat kehilangan orang terdekat dapat berdampak besar terhadap kondisi emosional dan spiritual.
Psikiater dan cendekiawan Muslim, dr Rania Awaad, mengatakan grief atau kesedihan mendalam akibat kehilangan merupakan emosi yang wajar dan sangat manusiawi. Bahkan, menurutnya, Nabi Muhammad SAW pun mengalami perasaan duka yang dalam sepanjang hidupnya.
"Nabi juga pernah merasakan kedukaan selama hidup. Beliau kehilangan istri tercintanya, Khadijah. Beliau kehilangan pamannya, para sahabatnya," ujar dr Rania dalam acara Legacy Makers pdi Sentral Senayan, Jakarta, Sabtu (12/7/2025).
Kendati demikian, lanjutnya, Rasulullah SAW tetap melangkah maju. Bukan karena beliau tidak merasakan kehilangan, melainkan karena beliau memahami bahwa setiap perpisahan adalah bagian dari ketetapan Allah SWT. "Kesedihan tidak membuat beliau lemah. Justru, itu menunjukkan kedalaman rasa dan keimanan," kata dia.
Lebih lanjut, dr Rania mengatakan tidak ada batas waktu yang pasti untuk sembuh dari rasa kehilangan. Ada orang yang mampu bangkit dalam hitungan hari, sementara yang lain membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk benar-benar merasa pulih.
"Setiap orang punya waktunya masing-masing. Tidak ada satu batasan yang berlaku kapan seseorang bisa sembuh, ada yang tiga hari, ada juga yang tiga tahun, tidak apa-apa," kata dia.
la juga mengimbau individu yang tengah berduka untuk tidak memendam emosi terlalu lama. Menurutnya, grief perlu dikenali, diakui, dan dirilis melalui cara-cara yang menenangkan dan sehat. Aktivitas seperti journaling, bergabung dengan komunitas, atau mengikuti kajian adalah beberapa cara yang dapat membantu pemulihan secara emosional.
"Yang penting adalah memberi ruang bagi diri sendiri untuk merasakan. Jangan tolak, jangan paksakan untuk cepat sembuh," kata dia.
Dr Rania turut mengingatkan bahwa dalam ajaran Islam, menangis bukanlah bentuk kelemahan iman. Rasulullah SAW sendiri, kata dia, menunjukkan bahwa air mata adalah bagian dari kasih sayang yang fitrah.
"Jika kamu ingin menangis, menangislah, diterima emosi itu. Karena grief bukanlah musuh yang harus dilawan. Ia jadi bagian dari kehidupan manusia yang mengajarkan makna penerimaan dan kekuatan," kata dia.
Sebagai informasi, Legacy Makers Summit adalah acara tahunan pertama dari Luminihsan yang diselenggarakan bekerja sama dengan ParagonCorp dan Wardah. Acara ini menghadirkan pembicara perempuan ternama dari berbagai bidang seperti pendidikan, bisnis, kesehatan, dan kebugaran, serta banyak lagi.